Selasa, 22 Januari 2013

Media Pembelajaran

Lingkungan sebagai media pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan media grafis, tiga dimensi, proyeksi, audio, maupun audio visual pada dasarnya memvisualkan fakta, gagasan, kejadian dalam bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran. Di lain pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari. Dengan cara ini siswa akan lebih bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru. Hal inilah yang melatarbelakangi masalah yang dibahas pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Untuk membatasi pembahasan pada makalah ini maka penulis merumuskan masalah sebabagi berikut:
1. Bagaimana cara menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran?
2. Apa kelebihan dan kelemahan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Media Pembelajaran pada Program Studi S1 PAI Semester V.
2. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan rekan-rekan STAINU pada umumnya.
3. Untuk dapat menggambarkan sedikit tentang penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

BAB II
LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

A. Teknik Menggunakan Lingkungan

Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna dibanding media yang lainnya karena para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan keberadaannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, diantaranya yaitu:

1. Survey
Yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari dokumen yang ada. Hasil yang diperoleh dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan ini terutama bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan seperti sejarah, sosiologi, antroplogi dan kesenian.

2. Berkemah (Camping)
Berkemah memerlukan waktu yang cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana alam, dan lain-lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam seperti biologi, ekologi, fisika, kimia. Siswa dituntut merekam apa yang dialami, dirasakan, dilihat dan dikerjakan selama berkemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama-sama.

3. Karyawisata (field trip)
Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan sebaiknya direncanakan objek yang akan di pelajari dan cara mempelajarinya. Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pembelajaran. Misalnya pada pelajaran sejarah, siswa diperkenalkan dengan candi maka siswa dapat karyawisata ke candi borobudur maupun candi prambanan. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama dan dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.

4. Praktik lapangan
Praktik lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh ketrampilan dan kecakapan khusus, misalnya siswa PGSD diterjunkan ke sekolah dasar untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke pabrik untuk melatih kemahiranyya dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan keahlian yang dimilikinya misalnya otomotif, perkakas, pelayaran, akuntansi, sekretaris.

5. Mengundang narasumber
Mengundang narasumber berarti mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya dihadapan para siswa, misalnya mengundang PIK KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) di SMA untuk menjelaskan tentang kesehatan yang meliputi Triad KRR yaitu NAPZA, seksualitas dan miras agar setelah menerima penjelasan dari nara sumber siswa dapat lebih menjaga diri. Narasumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar sehingga apa yang diberikan oleh narasumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Kriteria nara sumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatannya ataupun kedudukannya. Sebelum mengundang nara sumber sebaiknya dipersiapkan topik apa yag diminta untuk dibahas, siapa yang tepat membahasnya (nara sumber), kapan waktunya dan bagaimana menghuunginya serta apa yang harus dilakukan siswa pada waktunya.

6. Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
Cara ini dilakukan apabila guru dan siswa bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat dan kegiatan lain yang diperlukan. Proyek pelayanan bagi siswa merupakan penerapan mlakukan kegiatan sehubungan dengan kecakapan belajarnya dalam bidang tertentu sedangkan bagi masyarakat secara langsung turut memperbaiki keadaan yang menjadi garapan masyarakat itu.

B. Jenis Lingkungan Belajar

1. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berhubungan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat seperti organisasi, adat istiadat, mata pencaharian, struktur pemerintahan dan sebagainya. Penggunaan lingkungan sosial sebagai media hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga, tetangga, desa, kecamatan. Contoh dalam pelajaran Ilmu Bumi dan kependudukan siswa diberi tugas untuk mempelajari jumlah penduduk, jumlah keluarga, peserta KB, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebh lanjut. Kegiatan seperti ini ditugaskan kepada siswa dalam bentuk kelompok. Melalui sumber belajar seperti itu, siswa lebih aktif dan lebih produktif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan faktual.

2. Lingkungan alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, dan lainnya. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk proses dan sebagainya. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk faktor penyebabnya. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan siswa dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan.

3. Lingkungan buatan
Lingkungan buatan yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan dan dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Linkungan buatan antara lain irigasi, penghijauan dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya dan sebagainya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.

C. Langkah dan Prosedur Penggunaan

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai emdia dan sumber belajar yaitu:
1. Langkah Persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan antara lain:
a. Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi tertentu, guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
b. Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi. Dalam menetapkan objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya, keamanan bagi para siswa dalam mempelajarinya serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari oleh siswa.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya dengan petugas, menggambarkan situasi atau cara lainnya.
d. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan, misalnya mengirimkan surat permohonan untuk mengunjungi objek tersebut.
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa.

2. Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yag telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para siswa bisa mengajukan pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing lalu mencatatnya. Setelah informasi diberikan oleh petugas, para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang dipelajari. Berikutnya para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya atau juga mempraktikkan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Akhir kunjungan dengan ucapan terima kasih kepada petugas dan pimpinan objek tersebut. Apabila objek kunjungan sifatnya bebas seperti kemah, para siswa lansung mempelajar objek studi mencatat dan mengamatinya atau mengadakan wawancara dengan siapa saja yang menguasai persoalan.

3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasilnya untuk dibahas bersama. Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh setelah kegiatan tersebut. Di lain pihak guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya.


D. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

1. Kelebihan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran diantaranya yaitu:
a. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa sehingga motivasi belajar akan lebih tinggi.
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.
d. Kegiatan belajar siswa lebih komprejensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara.
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam.
f. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek kehidupan yang ada di lingkungannya sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya serta dapat memupuk cinta lingkungan.

2. Kelemahan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran diantaranya yaitu:
a. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapka sehingga ada kesan main-main.
b. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
c. Sempitnya pandangan gruu bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Ia lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran bak secara individual maupun kelompok dan sau diantaranya dapat dilakuka dengan mempelajari keadaan lingkungan.


BAB III
PENUTUP

Lingkungan sebagai media dan sumber belajar siswa dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa cara antara lain survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktik lapangan, pelayanan pada masyarakat, manusia sumber.
Ada tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Agar penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar berhasil baik hendaknya dipersiapkan secara seksama melalui tiga tahapan kegiatan yakni tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Dalam setiap tahapan di atas hendaknya dilibatkan guru dan siswa sehingga semua kegiatan belajar danpemanfaatan lingkungan belajar menjadi tanggung jawab para siswa itu sendiri.
Alhamdulillah, akhirnya rangkuman ini dapat terselesaikan. Apabila terjadi ketidakpasan atau kesalahan dari isi makalah ini itu karena keterbatasan kami dalam penyusunan rangkuman tentang Media Pembelajaran karena pengetahuan kami tentang Media Pembelajaran yang masih sangat minim. Kami berharap sedikit penjelasan yang ada dalam rangkuman ini dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran Media Pembelajaran. Kami berharap pembaca dapat memberikan saran yang bersifat membangun demi tercapainya hasil yang lebih baik. Terima kasih telah berkenan membaca makalah kami dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin.


DAFTAR PUSTAKA

Media Pembelajaran. (Online). (www.wikipedia.com, diakses tanggal 5 Desember 2010)

Media Pembelajaran Lingkungan. (Online). (www.blogspot.com, diakses tanggal 5 Desember 2010).

Sudjana, Nana. Media Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru Algensindo.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar