Minggu, 01 Januari 2012

Tangis Dan Tawa Umar Bin Khattab


            Suatu hari salah seorang sahabat Umar Bin Khattab melihat beliau sedang menangis tersedu-sedu, lalu beliau tertawa terbahak-bahak. Sehingga salah seorang sahabat itu heran kepada beliau. Dengan berat hati sahabatnya bartanya kepada beliau, “Hai Khalifah Umar,,. Apakah engkau sudah hilang akal (gila)??!” lalu beliau berkata, “Saya teringat peristiwa sebelum Saya masuk Islam, karena Saya merasa malu mempunyai seorang anak perempuan, maka anak Saya yang berusia 4 tahun saya bunuh. Karena kekejaman itulah Aku menangis”
            Salah seorang sahabatnya bertanya lagi, “Tetapi mengapa Engkau tertawa??!” Khalifah Umar pun bercerita kepada salah seorang sahabatnya, “Ceritanya begini,,. Ketika Saya dalam perjalanan ke Syam dan Yaman bersama rombongan satu Khalifah, Saya malah lupa membawa patung dari logam, sesembahannya. Maka salah seorang sahabatku memberi saran supaya Saya membuat patung dari kayu, dan untuk sementara kegelisahan Khalifah pun itu sedikit terobati, namun sayangnya patung kayu tersebut terjatuh dan terinjak-injak oleh barisan onta. Maka hancurlah patung tersebut. kebutuhan patung sebagai persembahan sangatlah mutlak. Bagi mereka patung jadi bahan perbekalan yaitu gandum. Tetapi perjalanan itu cukup panjang sehingga memakan waktu yang cukup lama, maka mereka pun kehabisan perbekalan. Karena saat itu sudah tidak ada makanan yang tersisa, yang tersisa hanyalah patung yang terbuat dari gandum itu alias patung roti itu saja. Maka dengan sangat berat hati kamipun memakan roti itu. Itulah sebabnya mengapa Saya tertawa”.

Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar