Jumat, 20 Januari 2012

Pengantar Ulumul Qur’an


           
1.    Ilmu tentang Al Qur’an yaitu Ilmu Riwayah dan Ilmu Diroyah
·           Ilmu Riwayah yaitu ilmu yang berkaitan dengan riwayat semata-maa seperti qiraah, tempat-tempat turun AL Qur’an, waktu-waktunya dan sebab-sebabnya. Tafsir riwayat sering juga disebut dengan istilah tafsir naql atau tafsir ma'tsur. Cara penafsiran jenis ini bisa dengan menafsirkan ayat al-Quran dengan ayat al-Quran lain yang sesuai, maupun menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan nash dari as-Sunnah. Karena salah satu fungsi as-Sunnah adalah menafsirkan al-Quran.
·           Ilmu Diroyah yaitu ilmu yang bergantung pada diroyah, yakni yang hasil dengan jalan pemeriksaan, seperti mengetahui lafadz yang gharib (pengerjaannya) dan mengetahu makna yang berpautan dengan hukum.
       Tafsir dirayah disebut juga tafsir bi ra'yi. Tafsir dirayah adalah dengan cara ijtihad yang didasarkan pada dalil-dalil yang shahih, kaidah yang murni dan tepat. Tafsir dirayah bukanlah menafsirkan al-Quran berdasarkan kata hati atau kehendak semata, karena hal itu dilarang berdasarkan sabda Nabi:
       "Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja niscaya ia harus bersedia menempatkan dirinya di neraka. Dan siapa saja yang menafsirkn al-Quran dengan ra'yunya maka hedaknya ia bersedia menempatkan diri di neraka." (HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas)
       Ra'yu yang dimaksudkan oleh hadits di atas adalah hawa nafsu. Hadits-hadits di atas melarang seseorang menafsirkan al-Quran tanpa ilmu atau sekehendak hatinya tanpa mengetahui dasar-dasar bahasa dan syariat seperti nahwu, sharaf, balaghah, ushul fikih, dan lain sebagainya. Dengan demikian, tafsir dirayah ialah tafsir yang sesuai dengan tujuan syara', jauh dari kejahilan dan kesesatan, sejalan dengan kaidah-kaidah bahasa Arab serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami teks al-Quran.

2.    Ilmu Al Qur’an merupakan suatu ilmu yang menjelaskan suatu keadaan dari keadaan Al Qur’an baik mengenai penafsiran ayat-ayatnya, sebab-sebab turunnya, nash dan mansuhnya, persesuaian suatu ayat dengan yang sebelumnya dan sesudahnya, uslub-uslubnya, rupa-rupa qiraahnya, cara meresamkan kalimat-kalimatnya dan lainnya yang berhubungan dengan itu.
Unsur-unsur yang ada dalam ilmu Al Qur’an yaitu:
·           menerangkan tempat-tempat turunnya AL Qur’an
·           menerangkan rupa-rupa pembacaan yang telah diterima oleh Rosul
·           menerangkan cara membaca Al Qur’an
·           menerangkan makna yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab biasa
·           menerangkan sebab-sebab turunnya ayat
·           menerangkan baris Al Qur’an dan kedudukan lafadz dalam susunan kalimat
·           menerangkan kata-kata Al Qur’an yang mempunyai banyak arti
·           menerangkan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan mustasbih
·           menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukhah
·           menerangkan keindahan-keindahan susunan Al Qur’an
·           menerangkan kekuatan susunan tutur Al Qur’an
·           menerangkan hubungan antara satu ayat dengan ayat yang lainnya
·           menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan
·           menerangkan segala pepatah dalam al Qur’an
·           menerangkan bagaimana Al Qur’an berhadapan dengan orang musyrikin
·           menerangkan cara-cara yang harus dipakai dan dilaksanakan dalam membaca Al Qur’an

3.    Kemukjizatan Al Qur’an sampai sekarang yang masih dirasakan diantaranya :
·             Al Qur’an merupakan kitab suci yang luar biasa hebatnya baik ditinjau dari segi keindahan susunan bahasa ataupun dari isinya. Dia diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw yang menantang semua orang kafir untuk menandinginya (lihat surat Al Baqarah 23-24 Yunus 37-39), tapi sampai sekarang tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya.
·             Sebagian ulama berpendapat bahwa kemukjizatan Alquran terletak pada kesesuaian prinsip-prinsip al quran untuk seluruh umat manusia. Kalau seandainya prinsip-prinsip ajaran itu dari produk manusia atau produk masyarakat tertentu pasti tidak akan cocok untuk diterapkan sepanjang masa .
·             Sebagian ulama berpendapat bahwa kemukjizatan Al Quran terletak pada pemberitannya tentang hal-hal ghaib. Misalnya, dalam surat Ali Imran disebutkan sebagai berikut:
Artinya : Katakanlah kepada orang-orang yang kafir:” Kamu pasti akan dikalahkan di dunia ini dan akan digiring ke dalam neraka jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur) Segolongan berperang di jalan Allah dan segolongan lain kafir yang dengan mata kepala seakan-akan orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka . Allah menguatkan dengan bantuanNya siapa yang dikehendakiNya, Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. ( Ali Imran 12-13)
·         Para mufassirin berpendapat bahwa berita-berita tentang bumi, langit dalam Al Quran akat tersingkap pada abad penemuannya dan sesunggunya berita yang dikandung Al quran merupakan berita dari Ilahi Yang Maha Mengetahui rahasia segala sesuatu. Allah telah menyatakan dalam firmanNya yang artinya :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa AlQuran itu benar.” (Fushshilat 53)
·         Segala pengembangan di bidang pengetahuan sesuai dengan apa yang sudah tertera pada Al Qur’an. Al-Quran berbicara tentang ilmu pengetahuan. Kitab Suci itu juga berbicara tentang filsafat dalam segala bidang pembahasan, dengan memberikan jawaban-jawaban yang konkret menyangkut hal-hal yang dibicarakan itu, sesuai dengan fungsinya: memberi petunjuk bagi umat manusia (QS 2:2) dan memberi jalan keluar bagi persoalan-persoalan yang mereka perselisihan (QS 2:213).

4.    Hakikat Al Qur’an menurut ulama tafsir, fiqh dan kalam yaitu Al Qur’an merupakan huruf dan suara yang dijadikan Alloh yang setelah berwujud lalu hilang dan lenyap, selain itu Al Qur’an adalah kalam yang berdiri pada dzat Alloh yaitu suatu sifat yang qodim diantara sifat-sifat-Nya serta kalam itu lafadz musytarak, dipergunakan untuk lafadz yang menunjuk kepada makna, sebagaimana dipergunakan untuk makna yang ditunjuk oleh lafadz.

DAFTAR PUSTAKA


Drs. Abudin Nata, M.A. 1994. Al Qur’an dan Hadits. Jakarta: Pemberian tugas. Raja Grafindo Persada.

Drs. H. Moh. Rifa’i. 1991. Ushul Fiqih. Semarang : Wicaksono.

Imam As Suyuthi. 1993. Apa itu AL Qur’an?. Jakarta: Gema Insani Press.

Shaleh, Qamaruddin, HAA Dahlan, Prof.Dr.M.D Dahlan. 1995.  Asbabun Nuzul.. Bandung : CV. Diponegoro.

www.multiply.com . Ilham, diakses tanggal 17 November 2009.

www.suaramerdeka.com. Wangsit, diakses tanggal 17 November 2009.

www.wikipedia.com. Kemukjizatan Al Qur’an, diakses tanggal 17 November 2009.

www.kumpulblogger.com. Hakikat Al Qur’an, diakses tanggal 17 November 2009.

www.wordpress.com  Turunnya Wahyu, diakses tanggal 17 November 2009.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar