Setiap
manusia selalu menginginkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah, untuk
itu apa saja sih yang harus dilakukan untuk mencapai keluarga yang di impikan.
ikuti yuk tips dari keluarga sakinah ini :
1.
Jangan Melihat ke Belakang
Setiap
orang pasti memiliki masa lalu baik yang bagus maupun yang kelam. Termasuk
pasangan. Di masa lalu pun mungkin ada sepenggal kisah tak mengenakkan yang
pernah mewarnai rumah tangga. Jika tak
ingin terseret dalam arus negatif, lupakan hal-hal buruk yang pernah terjadi.
Sambutlah masa depan dengan senyuman. Setiap orang pernah melakukan kesalahan
dan berhak untuk menjadi lebih baik.
Termasuk, jangan mengingat-ingat lagi mantan orang yang dicintai saat belum menikah dulu. Tidak ada gunanya dan hanya menghalangi kebahagiaan untuk hadir dalam kehidupan anda .
Termasuk, jangan mengingat-ingat lagi mantan orang yang dicintai saat belum menikah dulu. Tidak ada gunanya dan hanya menghalangi kebahagiaan untuk hadir dalam kehidupan anda .
2.
Selalu Berpikir Objektif
Saat
kalut menghadapi suatu hal, kadang kala pikiran jadi ruwet dan segalanya tampak
suram. Ini terjadi jika Anda ikut terpancing secara emosional. Padahal, masalah
apapun itu, termasuk konflik dengan suami maupun anak-anak, membutuhkan pikiran
yang jernih untuk menyelesaikannya. Apalagi
jika muncul pihak ketiga yang berusaha memprovokasi. Beri jeda waktu agar
pikiran menjadi dingin dan lepas dari segala beban emosional. Setelah merasa
tenang, barulah mencari solusi diawali dengan saling mendengarkan antara kedua
pihak.
3.
Fokus Pada Kelebihan Pasangan
Anda pasti pernah merasa tidak percaya
diri dengan diri sendiri. Atau pernah juga dikritik oleh orang lain. Artinya,
kita masih memiliki banyak kekurangan. Begitu pula dengan pasangan kita. Saat
masih gadis mungkin kita selalu berangan-angan tentang pendamping hidup yang
tampan/cantik, baik hati, terhormat dan
berkecukupan.
Namun setelah menjalani rumah tangga beberapa tahun, kita mulai tahu sifat aslinya, kebiasaan buruknya yang mungkin membuat penilaian kita menjadi berubah. Ternyata dia posesif, ternyata dia pelupa dll. Tapiii.. pasti deh, Anda juga nemu banyak banget kelebihan suami/istri yang dulu ga diketahui. Kalaupun tidak bisa menyingkirkan keburukannya dari depan mata, temukanlah alasan bahwa dibalik itu ada hikmahnya. Owh, dia posesif karna amat mencintai kita.
Namun setelah menjalani rumah tangga beberapa tahun, kita mulai tahu sifat aslinya, kebiasaan buruknya yang mungkin membuat penilaian kita menjadi berubah. Ternyata dia posesif, ternyata dia pelupa dll. Tapiii.. pasti deh, Anda juga nemu banyak banget kelebihan suami/istri yang dulu ga diketahui. Kalaupun tidak bisa menyingkirkan keburukannya dari depan mata, temukanlah alasan bahwa dibalik itu ada hikmahnya. Owh, dia posesif karna amat mencintai kita.
4.
Saling Percaya
Kunci
dari sebuah hubungan adalah rasa percaya. Tanpa rasa saling percaya, kehidupan
rumah tangga tentu tak akan berjalan mulus. Rasa aman, nyaman, tenteram yang
menjadi salah satu tujuan pernikahan tidak akan muncul. Bagaimana bisa tenang
kalau Anda selalu gelisah, curiga dan khawatir memikirkan sedang apa si dia di
luar sana? Begitu pula jika suami berlaku demikian. Kuncinya, selalu khusnudzan
dan jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami/istri.
5.
Kebutuhan Seks
Perkawinan
tanpa seks bisa dibilang seperti sayur tanpa garam. Hambar. Ya, seks memang
perlu. Dan meski aktivitas seks sebetulnya bertujuan untuk memperoleh
keturunan, namun manusia perlu juga mengembangkan seks untuk mencapai kebahagiaan
bersama pasangan hidupnya. Prinsip
hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran dalam
mengungkapkan kebutuhan Anda masing-masing. Intinya, kegiatan seks adalah untuk
saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan.
Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi anda.
6.
Hindari Pihak Ketiga
Setelah
ijab qabul terucap dan sah menjadi pasangan suami-istri, dalam tatanan
masyarakat anda telah diperhitungkan
sebagai seorang ratu rumah tangga dari keluarga yang dipimpin oleh suami. Saat
ada urusan bermasyarakat, tak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarga lama
tapi telah menjadi kelompok tersendiri. Maka ketika timbul permasalahan,
selesaikanlah berdua saja. Tentunya suami-istri lebih banyak mengetahui keadaan
dan arah rumah tangga ke depan. Tak perlulah melibatkan orang lain.
Banyak
cerita tentang membesarnya konflik justru setelah pihak ketiga terlibat maupun
sengaja dilibatkan, entah itu mertua, saudara ipar, tetangga, dan sebagainya.
Kalau pun ingin mendapat nasehat atau memiliki sudut pandang yang berbeda, maka mintalah pada seseorang yang sudah teruji pengalaman hidupnya, yang telah diketahui baik akhlaknya dan yang kemungkinan tidak akan melibatkan emosi pribadi dalam memberikan nasehat.
Kalau pun ingin mendapat nasehat atau memiliki sudut pandang yang berbeda, maka mintalah pada seseorang yang sudah teruji pengalaman hidupnya, yang telah diketahui baik akhlaknya dan yang kemungkinan tidak akan melibatkan emosi pribadi dalam memberikan nasehat.
7.
Menjaga Romantisme
Terkadang,
pasangan yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi
peduli pada soal yang satu ini. Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh
pasangan suami-istri sampai kapan pun, tak cuma ketika mereka berpacaran.
Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau
berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis akan kembali memercikkan rasa
cinta kepada pasangan hidup Anda. Tentu, ujung-ujungnya pasangan suami-istri
akan merasa semakin erat dan saling membutuhkan. Meski sepele, pujian atau perhatian sangat besar
pengaruhnya bagi suami lho, dan sebaliknya. Memberikan pujian ringan seperti
“Masakan Mama hari ini luar biasa, lho!” atau “Wah, Papa tambah keren pakai baju itu.” Ucapan-ucapan sepele seperti itu akan
memberikan dorongan/semangat yang luar biasa. Pasangan Anda pun akan merasa
dihargai.
8.
Selalu Utamakan Komunikasi
Komunikasi
juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri. Hilangnya
komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga. Komunikasi yang
dimaksud disini bukan hanya ngobrol-ngobrol saja. Komunikasi beda lho sama
gantian bicara.
Komunikasi
ini dimaksudkan untuk saling mengerti. So, lepaskan hal-hal berbau prasangka
dan emosi. Menjaga komunikasi bisa diawali dengan kebiasaan ngobrol dan duduk
bersama. Sampaikan apa yang Bunda/Sista merasa perlu diketahui suami atau anak.
Buat iklim rumah tangga menjadi terbuka sehingga tidak ada anggota keluarga
yang merasa tidak didengarkan.
9.
Jaga Spiritualitas Rumah Tangga
Salah
satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya
ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi,
berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah
janjikan.
Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah SWT. Sertakan rasa baik sangka kepada Allah SWT. Tataplah hikmah dibalik setiap masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.
Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah SWT. Sertakan rasa baik sangka kepada Allah SWT. Tataplah hikmah dibalik setiap masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar