Jumat, 23 Mei 2025

Maguru Sangkan paraning dumadi


Didalam “jagat pakeliran” ada cerita atau lakon Maguru ada yang menyebut Pandhu swargo yang menceritakan tentang darma bakti seorang anak kepada orangtuanya yang patut kita teladani. Sosok Bima satria kedua Pandawa, bersedih hatinya ketika mengetahui orangtuanya yakni Prabu Pandudewayana atau Pandu dewanata dan ibunya Dewi Madrim dimasukkan ke dalam Kawah Candradimuka tempat penyiksaan para kawula yang dianggap berdosa dan menentang perintah para dewa. Kesalahan dan dosa Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim karena berani menaiki Lembu Andini yang merupakan kendaraan Bathara Guru. Bima ingin memberontak, karena keputusan Bathara Guru dianggap tidak adil dan tidak sesuai dengan peraturan kadewatan. Karena keberanian Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim menaiki Lembu Andini sudah atas ijin Bathara Guru. Tidak ada yang salah, dan tidak ada kata menentang aturan dewa. Namun apalah daya, sebaik dan sebenar apapun tindakan kawula jika tidak sesuai dengan keinginan dewa tetaplah dianggap salah. Bima sadar keterbatasan dan kelemahannya sebagi kawula yang tidak akan mampu melawan keputusan dewata. Namun Bima adalah Bima, sosok satria tangguh dan teguh pada prinsipnya. Apapun resikonya seorang anak harus dan wajib hukumnya berbakti kepada orangtuanya. Salahsatu bentuk baktinya adalah bertekad membebaskan orangtuanya dari siksa kawah Candradimuka dan dimasukkan swargaloka. Untuk mencapai cita-cita dan keinginannya, Bima mendirikan “padhepokan atau paguron” dengan mengajarkan ilmu suci yang disebut dengan ilmu “Sangkan paraning dumadi”.

Apa ilmu Sangkan paraning dumadi sehingga dianggap ilmu suci dan puncak dari ilmu? Ilmu Sangkan paraning dumadi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia dan mengajarkan kepada manusia untuk mengetahui jati dirinya. Membangun kesadaran diri siapakah aku? Dari mana asalnya, dimana saat ini berada dan akan menuju kemana aku berlabuh dan berakhir.

Hakikat manusia adalah sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi yang terdiri dari tiga unsur, yaitu: unsur jasmani, unsur akal, dan unsur ruhani. Sebagai hamba Allah SWT, kewajiban manusia adalah menyembah dan taat beribadah hanya kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Kewajiban menyembah atau mengesakan Tuhan adalah janji manusia kepada Tuhan sebelum dilahirkan bahkan perjanjian bapak moyang manusia pertama yakni Nabi Adam AS kepada Allah SWT ketika diciptakan.

Kapan perjanjian itu dilakukan? Setelah kakek moyang manusia Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan. Demikian yang tersurat dalam hadis riwayat Abu Hurairah.

   لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مَسَحَ ظَهْرَهُ، فَسَقَطَ مِنْ ظَهْرِهِ كُلُّ نَسَمَةٍ هُوَ خَالِقُهَا مِنْ ذُرِّيَّتِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَجَعَلَ بَيْنَ عَيْنَيْ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ وَبِيصًا مِنْ نُورٍ، ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى آدَمَ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ، مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ ذُرِّيَّتُكَ  

Artinya:

Sewaktu menciptakan Nabi Adam, Allah mengusap punggungnya. Maka berjatuhanlah dari punggungnya setiap jiwa keturunan yang akan diciptakan Allah dari Adam hingga hari Kiamat. Kemudian, di antara kedua mata setiap manusia dari keturunannya Allah menjadikan cahaya yang bersinar. Selanjutnya, mereka disodorkan kepadanya. Adam pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah keturunanmu,” (HR. Al-Tirmidzi).  

Pada saat seluruh calon keturunan Adam ‘alaihissalam dikeluarkan dari punggungnya Allah mengambil janji dan sumpah setia mereka:

   وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ  

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, (QS. Al-A‘raf [7]: 172).

Dalam keterangan lain disebutkan bahwa, Ruh, sebelum dilahirkan ke dunia, hanya ditanya satu kali oleh Allah SWT. Pertanyaan ini berkaitan dengan janji setia yang harus dipenuhi oleh manusia di dunia. Dalam hadis, disebutkan bahwa Allah bertanya kepada ruh-ruh manusia, "Apakah aku Tuhan kalian?" dan ruh-ruh menjawab, "Iya, kami bersaksi.".

Janji setia yang dimaksud adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Kejadian ini terjadi di alam rahim, sebelum ruh dimasukkan ke dalam tubuh manusia yang baru dibentuk. Persaksian ini merupakan dasar penting bagi manusia untuk menjalani kehidupan di dunia dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya di hadapan Allah SWT. 

Selanjutnya membangun kesadaran diri, bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan mempunyai tanggungjawab sebagai kholifah atau pemimpin di bumi. Sebagai kholifah, manusia mempunyai tanggungjawab dan kewajiban merawat bumi, menjaga kelestarian ekosistemnya sebagai sumber kehidupan dan keberlangsungan hidup manusia. Hindari perilaku merusak bumi, merusak ekosistem bumi yang ada. Jangan sampai termasuk golongan manusia yang membuat kerusakan di bumi, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh malaikat kepada Allah SWT ketika akan menciptakan manusia pertama yakni Nabi Adam AS.  Firman Allah SWT didalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya:

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah: 30)

Kemudian ditegaskan didalam QS Ar Rum : 41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya:

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Ilmu Sangkan paraning dumadi, juga mengajarkan wajibnya seorang anak berbakti kepada kedua orangtuanya. Kewajiban berbakti kepada oraangtua tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, hidup dan mati. Karena hubungan nasab persambungan darah tidak akan pernah terputus oleh apapun dan oleh siapapun.

Dengan pemahaman ilmu Sangkan paraning dumadi itulah yang membangkitkan tekad dan semangat sang Bima untuk mengeluarkan dan membebaskan orangtuanya dari siksa kawah Candradimuka dan memuliakannya dengan memasukkan ke swargaloka. (kgta_230052025)

 

Selasa, 20 Mei 2025

Pemulasaraan Jenazah (3) Tata cara Sholat dan mengubur Jenazah

Kaifiyah atau tata cara sholat jenazah dilakukan dengan 4 takbir tanpa ruku’, sujud dan duduk, tidak seperti sholat fardlu. Jika dilakukan dengan berjamaah, posisi imam sejajar kepala mayit (jika mayit laki-laki) dan sejajar dengan pusar (jika mayit perempuan).

Adapun tata cara sholat jenazah, sebagai berikut:

Pertama, NIAT.

Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara lisan akan berbunyi:

Untuk jenazah laki-laki:

اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Sedangkan untuk jenazah perempuan:

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ اِمَامًا| مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Kedua, takbir pertama dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah.

Ketiga, takbir kedua dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Lengkapnya disambung dengan:

كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيد

Keempat, takbir ketiga dan membaca doa untuk jenazah yang sedang dishalati:

Untuk jenazah laki-laki:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاجْعَلِ اْلجَنَّةَ مَثْوَاهُ. اللّهُمَّ ابْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ. اللَّهُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهِ. اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدْخَلَهُ  

Untuk jenazah perempuan:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهاَ وَارْحَمْهاَ وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهاَ وَاجْعَلِ اْلجَنَّةَ مَثْوَاهاَ. اللّهُمَّ ابْدِلْهاَ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهاَ. اللَّهُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهاَ. اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ نُزولَهاَ ووسِّعْ مَدْخَلَهاَ

Kelima, takbir keempat, membaca:    

}  Untuk jenazah laki-laki:

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ

}  Untuk jenazah perempuan:

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَها ولاتَفْتِنّا بَعدَها


Keenam, mengucapkan salam secara sempurna:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

 

TATA CARA MENGUBUR JENAZAH

Cara Minimal.

Mengubur jenazah pada lubang (luang lahat) yang dapat mencegah tersebarnya bau dan dari gangguan binatang buas, serta dengan menghadapkannya ke arah kiblat.

Sempurnanya mengubur jenazah

  1. Jenazah dikubur dalam lubang dengan kedalaman setinggi orang berdiri dengan tangan melambai ke atas (sadedeg sakpengawe) lebar seukuran satu dzira’ lebih satu jengkal.
  2. Diutamakan yang meletakkan jenazah ke liang kubur adalah orang terdekat dan yang paling disayangi oleh jenazah semasa hidupnya;
  3. Disunahkan menutupi liang kubur dengan kain/semisalnya. (menjaga aurat mayit)

*)) Adzan boleh atau ada yang dilakukan ketika mayat belum dimasukkan kedalam liang lahat, tetapi juga boleh/ada yang dilakukan setelah dimasukkan liang lahat sebelum tali dibuka.

  1. Siapkan 3 / 5 / 7 tanah yang dibulatkan “gethuk” (untuk mengganjal tubuh jenazah).

            Bacakan tanah pertama dengan:

مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ

            Tanah kedua dengan:

 وَفِيْهَا نُعِيْدُكُم

            Tanah ketiga:

وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى

            Diteruskan dengan membaca QS Al Qodr:    3 / 7 kali.

5.             Letakkan jenazah dengan pelan;

Pada saat meletakkannya di liang lahat disunahkan membaca:

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

6.             Buka tali mulai dari bagian kepala;

7.             Disunahkan membuka bagian wajah dan kedua telapak kaki kemudian menempelkan ketanah;

8.             Wajib memiringkan jenazah ke sebelah kanan dan menghadapkannya ke arah kiblat;

9.             Mengganjal bagian kepala, punggung dan kaki dengan tanah;

10.         Pasang penutup jenazah/ “dhendheng ari” (papan/bambu);

11.         Urug dengan tanah galian.

12.         Pasang nisan diatas pusara dan taburkan bunga segar.

13.         Dibacakan talqin

Senin, 19 Mei 2025

Tata cara pemulasaraan jenazah (2)

 


Kewajiban orang yang masih hidup terhadap orang muslim yang mati ada 4, yaitu:

  1. Memandikan
  2. Mengkafani
  3. Mensholati
  4. Mengubur

Hukum ke-empatnya adalah fardlu kifayah. Kewajiban bagi sebagian orang Islam. Artinya jika sudah ada sebagian yang melaksanakan maka muslim yang lain sudah gugur kewajibannya, namun sebaliknya jika dalam satu kampung tidak ada satupun yang melaksanakannya maka semua umat Islam dikampung tersebut menanggung dosa.

Memandikan jenazah

Orang yang berhak memandikan jenazah laki-laki yang belum beristri:

  1. Laki-laki yang mempunyai hubungan waris ashobah (ayah, kakek, anak laki-laki, cucu laki-laki);
  2. Laki-laki kerabat, seperti: saudara laki-laki, paman, keponakan laki-laki, sepupu laki-laki;
  3. Laki-laki lain;
  4. Perempuan yang mempunyai hubungan mahrom dengan jenazah.

Jenazah laki-laki yang sudah beristri yang paling berhak memandikan adalah:

  1. Laki-laki yang mempunyai hubungan mahrom dengan jenazah;
  2. Laki-laki yang mempunyai kerabat yang bukan mahrom;
  3. Istri;
  4. Laki-laki lain;
  5. Apabila tidak ada laki-laki sama sekali maka yang memandikan adalah perempuan yang mempunyai hubungan mahrom. 

Jenazah perempuan:

Jenazah perempuan hanya boleh dimandikan oleh perempuan, kecuali suami dan laki-laki yang mempunyai hubungan mahram dengannya.

Hal-hal yang harus disiapkan sebelum memandikan jenazah:

  1. Siapkan tempat untuk memandikan jenazah: kamar mandi rumah/kamar mandi buatan untuk jenazah. (tertutup dan beratap);
  2. Siapkan air, daun bidara, sabun dan kapur barus, disebagian wilayah yang tidak ada daun bidara biasanya diganti dengan daun kelor dan bunga segar.
  3. Tutup jenazah dengan kain tipis (jarit), jangan pakai kain polos/putih, karena ketika kersiram air akan terawang atau memperlihatkan lekuk dan bentuk tubuh jenazah.
  4. Tebarkan parfum/ wewangian disekitar tempat pemandian.
  5. Tutup wajah jenazah selama memandikan. Kecuali jenazah yang mati ketika masih kondisi berihrom.
  6. Letakkan jenazah pada meja/ tempat yang telah disediakan untuk memandikan. (jika tidak ada tempat untuk memandikan, jenazah boleh dipangku oleh orang yang memandikan).
  7. Orang yang memandikan adalah orang yang amanah atau orang yang bisa menjaga rahasia. Hal tersebut dimaksudkan jika kondisi jenazah ada cacat atau sesuatu yang memang harus dirahasiakan dapat terjaga kerahasiaannya dan tidak dipublikasikan ke khalayak umum.
  8. Selain yang berkepentingan dilarang masuk area pemandian.

 Hal-hal yang harus dilakukan sebelum memandikan jenazah:

  1. Gunakan alat pelindung diri; (untuk antisipasi penyebaran penyakit yang diderita mayit tanpa disadari)
  2. Bersihkan gigi dengan jari telunjuk kiri dan lubang hidung dengan jari kelingking kiri, dengan menggunakan sarung tangan;
  3. Bersihkan kotoran yang ada dijarinya (kuku) dengan benda lunak;
  4. Bersihkan kotoran pada perut jenazah dengan cara:

Mayit diposisikan duduk agak condong ke belakang, tekan perut mayit berulang-ulang dari sampai bawah;

Saat menekan perut sebelah kanan, orang yang berada diposisi kaki, mengangkat kaki jenazah sebelah kiri, begitu sebaliknya;

Apabila menyentuh aurat jenazah, maka wajib menggunakan alas atau sarung tangan; (menggunakan alas atau sarung tangan hukumnya sunah)

  1. Bersihkan seluruh najis yang ada pada jenazah;
  2. Bersihkan dubur dan kemaluan jenazah dengan tangan kiri dan wajib menggunakan sarung tangan atau kain tipis;
  3. Wudlu-i jenazah sebagaimana wudlunya orang hidup.

(Saat membasuh muka, miringkan muka jenazah agar air tidak masuk ke dalam mulut. (terus baca niat mewudlukan jenazah).

Niat mewudlukan jenazah (laki-laki)

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهَذَاالْمَيِّتِ للهِ تَعَالَى

Jika mayit perempuan

 نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهَذِهِ الْمَيِّتَةِ للهِ تَعَالَى

 Cara memandikan jenazah:

Cara minimal

Standar minimal memandikan jenazah adalah dengan meratakan air keseluruh tubuhnya

  1. Menghilangkan najis yang ada ditubuh mayit;
  2. Menyiramkan air secara merata ke tubuhnya.

Doa / niat memandikan jenazah:

Niat memandikan jenazah (laki-laki)

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِهَذَا الْمَيِّتِ لِلَّهِ تَعَالَى

Jika mayit perempuan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِهَذِهِ الْمَيِّتَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Proses memandikan jenazah (Yang sempurna):

  1. Siram seluruh tubuh jenazah dengan air netral secara merata;
  2. Sampo kepala dan rambut jenazah (jika ada yang rontok dikumpulkan dan ikut dikuburkan);
  3. Siram seluruh tubuh jenazah dengan air yang sudah dicampur dengan sabun;
  4. Siram seluruh tubuh mayit dengan air bersih (bilas) menyiram dari sebelah kanan dimiringkan baru sebelah kiri. (cara memiringkan jenazah, jika miring kanan didahului dengan mengangkat kaki kiri diletakkan diatas kaki kanan (begitu sebaliknya)
  5. Menyiram jenazah dengan air yang telah dicampur dengan daun bidara.
  6. Siram seluruh tubuh mayit dengan air yang dicampur dengan kapur barus.

Ada perbedaan urutan penyiraman saat memandikan jenazah, antara satu daerah dengan lainnya.

Namun pada prinsipnya dalam memandikan jenazah mencakup 3 hal. Membersihkan, mewangikan, dan mengawetkan.

}  Air netral untuk membersihkan

}  Air sabun / dicampuri daun bidara berfungsi untuk mewangikan

}  Air kapur barus berfungsi untuk mengawetkan.

TATA CARA MENGAFANI JENAZAH

  1. Sunah menggunakan kain putih, dan makruh jika selain putih
  2. Setiap lembar kain tidak wajib menutupi seluruh badan jenazah, tetapi kombinasi (wajib dari ketiga lapis kain kafan menutupi badan jenazah);
  3. Kain kafan dipotong sesuai ukuran jenazah dan ditambah supaya kain mudah diikat;
  4. Taruhlah 5 – 7 tali untuk mengikat jenazah, dengan memanjangkan sebelah kanan;
  5. Rentangkan kain pertama ditengah, kain kedua geser disebelah kanan dan kain ketiga geser disebelah kiri jenazah. Atau kain pertama geser ke kanan, kain kedua dan ketiga geser ke kiri.
  6.  Letakkan baju kurung, sarung dan kerudung.*)
  7. Memberi wewangian.
  8.  Letakkan jenazah dikain kafan, dengan tetap tertutup auratnya;
  9.  Ikat kedua ibu jari, dan tangan disedekapkan dengan tangan kanan diatas tangan kiri. (menurut Imam Syafi’i boleh meluruskan kedua tangan disamping kanan dan kiri).
  10. Tutuplah lubang tubuh (dan persendian anggota sujud) dengan kapas;
  11.  Niat / berdoa mengkafani mayat :

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ.نَوَيْتُ تَكفيْن هَذَا الْمَيِّتِ (هَذِهِ الْمَيِّتَةِ ) فرض كفاية لِلهِ تَعَالَى

12. Lipat kain dari sarung, kerudung, dan baju kurung;

13. Lipat kain dari yang paling atas dan seterusnya;

14. Bila jenazah dalam keadaan ihrom, maka bagian kepala tidak boleh ditutup.

15.  Ikat dengan ikatan yang mudah dibuka.

Minggu, 18 Mei 2025

Tata cara pemulasaraan jenazah (1)


Pengertian

Pemulasaraan berasal dari kata Pulasara (bahasa Jawa Kuno) yang berarti Merawat atau Mengurus. Sedang Jenazah berasal dari bahasa Arab yang berati jasad orang yang telah meninggal dunia. Pemulasaraan jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi kegiatan memandikan dan mengkafani.

Hukum pemulasaraan jenazah.

Mempelajari cara tajhizul janaiz  atau mengurusi mayit mulai dari memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan adalah wajib bagi seluruh umat Islam.

Mengapa?

Karena setiap kita adalah ahli waris dari anggota keluarga kita dan kelak akan memiliki kewajiban untuk mengurusi jenazah anggota keluarga kita.

Hal-hal yang harus dilakukan ketika ada orang yang mendekati sakarotul maut

  1. Menidurkan miring (kanan) menghadap kiblat.

Jika kesulitan bisa dengan cara mengganjal (meninggikan) bagian kepala dengan bantal, sehingga menghadap kiblat, begitu juga kakinya.

  1. Jangan membicarakan kondisi penyakitnya atau menanyakan sesuatu yang tidak penting, seperti: kepengin makan apa, saya siapa?, secara terus-menerus sehingga mengganggu si sakit.
  2. Mengajari membaca syahadat atau kalimat thoyibah seperti: istighfar, tahmid, takbir ataupun tahlil dengan pelan dan tidak memaksakan untuk menirukannya. Cukup dibacakan secara terus menerus.
  3. Disunahkan membaca surat Yaasiin
  4. Berhusnuzhon kepada Alloh. Membisikkan kepada yang sedang sakit, untuk tidak membayangkan dosanya tetapi membayangkan bahwa ampunan Allah itu maha luas. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan sugesti positif tentang kemurahan Allah SWT.
  1. Memberikan minum dengan air putih, jika sudah tidak mampu atau kesusahan untuk menelannya, setidaknya membasahi bibirnya dengan air.

Hal-hal yang harus dilakukan kepada orang yang baru saja meninggal:

  1. Memejamkan kedua matanya, dengan berdo’a:

بسم الله و على ملة رسول الله

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah dan di atas agama Rasulullah”

Apabila mata jenazah sulit dipejamkan, maka usaplah mata jenazah dengan kain yang sudah dibasahi dengan air hangat.  Dan jika masih saja susah dipejamkan maka tariklah lengan tangan dan ibu jari bersamaan.

  1. Mengikat dagu, lutut dan ibu jari kaki dengan kain
  2. Melemaskan persendian. Jika orang yang meninggal tanpa sepengetahuan sehingga sudah kaku, maka gunakan air cuka, semprotkan ke persendian untuk melemaskannya.
  1. Baringkan jenazah ditempat yang lebih tinggi, semakin tinggi tempatnya semakin memperlambat proses pembusukkan.
  2. Lepaskan semua pakaian dan ganti dengan kain tipis (jarit). Jika kesulitan membukanya boleh menggunakan gunting dengan ijin ahli warisnya.
  1. Hadapkan jenazah ke arah kiblat.
  2. Tebarkan wewangian disekitar jenazah.
  3. Bayarkan hutang dengan segera. (jika mayit mempunyai hutang).
  4. Umumkan berita meninggalnya.

Kamis, 08 Mei 2025

Contoh Pranatacara MC Adat BARITAN


Assalamu ‘alaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin

Washolatu wasalaamu ‘ala asrofil anbiyaa-i wal mursalin

Wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in…

Lahaula wall quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim, amma ba’du

Dumateng poro sesepuh, aji sepuh, pini sepuh soho kasepuhan, ingkang anggung amastuti dhateng pepoyaning kautaman ingkang tuhu saktuhu kito bekteni;

Poro pangemban pangembating projo, kasatriyaning nagari minongko pangayomaning poro kawulo dasih ingkang tuhu pantes sinudarsono;

Dhumateng poro pangarsaning agami, pangarsaning adat lan budaya ingkang tuhu kinurmatan.

Sagunging poro pilenggah kakung putri, wredo mudo, lan poro pamiyarso sedoyo ingkang satuhu bagyo mulyo

Purwakaning atur, monggo sesarengan angaturaken pujo puji lan syukur wonten ngarso dalem Alloh SWT, ingkang sampun paring kanugrahan, kabegjan lan kabagaswarasan kito sedoyo katitik ing titi wanci meniko saged makempal manunggal wonten ing pahargyan wekdal puniko  kanti pinaringan widodo nir ing sambekolo.

Donga Sholawat lan salam mugio tansah kaluberaken dumateng Nabi panutan kito Kanjeng Nabi Muhammad SAW ingkang tansa kito ajeng-ajeng pitulunganipun wontening dinten akhir.

Sagung poro pilenggah kakung soho putri ingkang bagyo mulyo.

Tuhu linepatno ing deduko, tinebihno ing tulaksarik dene kulo cumanthoko ngadeg ngabyantoro wonten ngarso panjenengan sedoyo, awrat netepi jejibahan saking panitia Tradisi Baritan Desa Logandu, supados nderekaken runtut reroncening acara ing titiwanci meniko.

Sakderengeringipun adicoro baritan kaleksanan, kepareng kulo anturaken menggah runtut reroncening adicoro ingkang badhe kalampahan ing titiwanci dalu meniko.

  1. Sepisan pambuko
  2. Ongko kalih atur pambagyo harjo saking Panitia
  3. Ongko tigo Pamedhar sabdo saking Sesepuh Adat
  4. Ongko sekawan Pamedhar sabdo saking Kepala desa
  5. Ongko gangsal Donga panutup

Mekaten menggah runtuting adicoro ingkang badhe kalampahan ing titiwanci dalu meniko. Ngengeti wekdal ingkang sampun sakwetawis dalu, pramilo sumonggo kita wiwiti acara ndalu meniko kanthi ngunjukaken pandonga wonten ngarso dalem Gusti ingkang akaryo jagat Allah SWT, ingkang ngrasuk agami Islam sarono ndonga Basmallah sesarengan, wondene ingkang ngrasuk agami sanes kasuwun anjumbuhaken……

Matur nuwun, mugio kanthi waosan donga Basmallah meniko acara Baritan ndalu meniko, saking purwo madyo lan wasono lumampah kanthi gangsar lancar tan manggih rubedo setunggal menopo… Aamiin.

Ndungkap adicoro ingkang ongko kalih, nenggih atur pambagyo harjo saking Panitia, ingkang badhe kasaliro dhumateng panjenenganipun bopo ……………… dhumateng panjenenganipun bopo …… sasono woro kasumanggaken.

…………………………………………………………….

Saktuhu tatas, titis, tetes atur pangandiko saking bopo………… Dhumateng panjenenganipun kaaturaken agunging panuwun.

Ndungkap adicoro ingkang ongko tigo, nenggih Pamedhar sabdo saking sesepuh adat, ingkang badhe kawedhar sabdo dening panjenenganipun bopo ………… dhumateng panjenenganipun bopo ………… sasono woro kasumanggaken…

Gamblang wijang wewentehan pamedhar sabdo saking panjenenganipun bopo ………….. minongko sesepuh adat desa ……………. Dhumateng panjenenganipun kaaturaken agunging panuwun.

Ndungkap adicoro ingkang ongko sekawan, nenggih Pamedhar sabdo saking Kepala Desa …….. dhumateng panjenganipun bopo…… saksono woro katur…….

Mekaten atur pangandiko saking bopo Kepala Desa….. dhumateng panjenenganipun kaaturaken agunging panuwun.

Sagung poro pilenggah kakung soho putri ingkang bagyo mulyo.

Lajuning adicoro ndungkap adicoro ingkang pungkasan, nenggih donga panutup. Namung sakdereningipun dipun pungkasi, kulo ingkang piniji minongko pambiyoworo mbok bilih anggenipun nderekaken runtut reroncening adicoro saking purwo madyo lan wasono, kathah atur ingkang kirang trapsilo, tan jangkeping totoboso, kiranging subosito, mboten namung tansah nyadhong lumunturing sih pangaksomo.

Sumonggo kito pungkasi adicoro meniko kanthi donga hamdallah sesarengan.

Dhumateng sakgunging poro pilenggah katuran lenggah kanthi mardikaning penggalih sinambi mriksani beksan lengger barit dumugi paripurno.

Katur pangarsaning barit kasumanggaken ngantos purnaning pahargyan ing dalu meniko.

Wallohul muwafiq, ila aqwamith thoriq

Wassalaamu ‘alaikum wr.wb

Nuwun…nuwun……...nuwun

 

 

Selasa, 06 Mei 2025

Contoh Pamedhar Sabdo: Panitia BARITAN


Assalamu ‘alaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin

Washolatu wasalaamu ‘ala asrofil anbiyaa-i wal mursalin

Wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in…

Lahaula wall quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim, amma ba’du

Dumateng poro sesepuh, aji sepuh, pini sepuh soho kasepuhan, ingkang anggung amastuti dhateng pepoyaning kautaman ingkang tuhu saktuhu kito bekteni;

Poro pangemban pangembating projo, kasatriyaning nagari minongko pangayomaning poro kawulo dasih ingkang tuhu pantes sinudarsono;

Dhumateng poro pangarsaning agami, pangarsaning adat lan budaya ingkang tuhu kinurmatan.

Sagunging poro pilenggah kakung putri, wredo mudo, lan poro pamiyarso sedoyo ingkang satuhu bagyo mulyo

Purwakaning atur, monggo sesarengan angaturaken pujo puji lan syukur wonten ngarso dalem Alloh SWT, ingkang sampun paring kanugrahan, kabegjan lan kabagaswarasan kito sedoyo katitik ing titi wanci meniko saged makempal manunggal wonten ing pahargyan wekdal puniko  kanti pinaringan widodo nir ing sambekolo.

Donga Sholawat lan salam mugio tansah kaluberaken dumateng Nabi panutan kito Kanjeng Nabi Muhammad SAW ingkang tansa kito ajeng-ajeng pitulunganipun wontening dinten akhir.

Sagung poro pilenggah kakung soho putri ingkang bagyo mulyo.

Tuhu linepatno ing deduko, tinebihno ing tulaksarik dene kulo cumanthoko madhep mangarso wonten ngarso panjenengan sedoyo, awrat netepi jejibahan minongko sulih saliro saking poro kadang panitia Baritan Desa Logandu, supados matur wonten ngarso panjenengan sedoyo.

Sepisan angaturaken kasugengan lan sugeng rawuh dhumateng panjenengan sedoyo soho agunging panuwun dene panjenengan sampun nglonggaraken wekdal kanthi mardikaning penggalih saperlu angrawuhi acara Baritan wekdal puniko.

Kaping kalih, atur agunging panuwun ingkang tanpo pepindhan katur dhumateng sedoyo wargo masyarakat Desa Logandu ingkang sampun nyengkuyung lan paring pambiyantu wiwit saking prabeyo, iguh pratikel, lan sanes-sanesipun ingkang sedoyo meniko andadosaken acara ing wekdal puniko lumampah kanthi gangsar lancar tanpo pambeng setunggal menopo. Saking poro kadang panitia namung sagedipun ngunjukaken pandonga wonten ngarso dalem Allah SWT, ing mugio sedoyo pambiyantu panjenengan sedoyo, pikantuk piwales ingkang mathikel-thikel.

Sagung poro pilenggah kakung soho putri ingkang bagyo mulyo.

Perlu kawuningan bilih tradisi baritan ingkang kito tindaaken saksampunipun purno anggenipun panen pantun lan dipun lampahi ing dinten Rebo kliwon meniko, minongko raos syukur dhumateng Gusti ingkang Moho Mirah lan Moho Asih nenggih Allah SWT. Raos syukur lan kabingahan meniko dipun wujudaken kanthi wilujengan (kenduren) Lubaran dipun lajengaken kaliyan Baritan. Midherek pangandikanipun poro sesepuh sedoyo meniko wau mengku pitutur luhur. Kenduren slametan lubaran wujud sodakohan minongko sarananing Pandonga panyuwunan dhumateng Gusti ingkang Moho Mirah lan Moho Asih nenggih Allah SWT awit sampun pinaringan rejeki ingkang kathah wujudipun panen pantun, ugi nderek caos bekti lan ngalap berkah dhumateng Kanjeng Nabi Sualiman AS ingkang mengkoni lan mangreh sedoyo sato kewan.

Wondene baritan mawi lengger, lengger meniko mengku sasmito “elinga ngger”. Eling bilih tumitah urip ing ngalam dunyo wonten ingkang nguripaken, tumuruning rejeki wonten ingkang nurunaken, eling bilih sedoyo ingkang tumanduk lan lelampahaning menungso sedoyo meniko saking kersanipun Gusti Allah SWT.  

Pramilo kanthi meniko, piwulang lan pituturipun poro sesepuh ingkang karakit mawi luhuring budoyo baritan meniko dipun jagi sesarengan sampun ngantos tradisi baritan meniko nalisir saking angger-angger lan nalisir saking kersanipun poro leluhur rumiyin.

Sagung poro pilenggah kakung soho putri ingkang bagyo mulyo.

Sayektosipun titi laksananing tradisi baritan meniko sampun karakit rinancang sakwetawis wekdal, namung dumugi tumapaking sedyo, tartamtu taksih kathah kekirang lan kalepatanipun, pramilo kanthi meniko kulo dalah sedoyo panitia nyuwun lumunturing sih samudro pangaksami.

Kados namung mekaten ingkang kito aturaken, puput pepuntoning atur saking purwo madyo lan wasono kathah atur ingkang kirang trapsilo, kiranging subosito, tan jangkep ing toto boso, sedoyo awit saking cubluking panalar kulo, pramilo mboten wonten tembung sanes kejawi tansah nyadhong lumunturing sih samudro pangksomo.

Katur sakgunging poro pilenggah lan poro pamrikso sedoyo, katuran lenggah kanthi mardhikaning penggalih sinambi ngresepi pasugatan ingkang sampun sumadyo dumugi purnaning baritan ing wekdal meniko. Rahayu widodo nirboyo nir ing sambekolo.

Wallohul muwafiq, ila aqwamith thoriq

Wassalaamu ‘alaikum wr.wb

Nuwun… nuwun… matur nuwun….

Senin, 05 Mei 2025

HUBUNGAN ANTARA NASAB DAN NASIB


Ada anggapan kuat bahwa Nasab sangat mempengaruhi nasib, atau jika dibalik nasib sangat dipengaruhi oleh nasab. Anggapan itu berdasarkan pada melihat realita/kondisi dalam kehidupan nyata. Salahsatu contoh misalnya: Jika orangtuanya keturunan bangsawan, maka anaknya bernasab bangsawan yang tentunya berpengaruh pada nasibnya menjadi baik. Sebaliknya seseorang bernasib buruk, ekonomi pas-pasan apalagi jabatan atau kedudukan, karena dia dilahirkan dari golongan sudra.

Pertanyaannya adalah apakah itu merupakan hukum pasti atau hanya faktor kebetulan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita harus memahami terlebih dahulu pengertian antara nasab dan nasib, dan adakah hubungan /keterkaitan antara keduanya?

Pengertian Nasab

Nasab berasal dari bahasa arab yang artinya adalah garis keturunan, atau ada yang menyebutnya dengan istilah trah atau silsilah (dalam bahasa Jawa). Dengan kata lain nasab adalah pertalian keluarga sedarah, baik dari garis ke atas (ayah, kakek, nenek dst), atau garis kesamping (saudara, paman, bibi, pakde, bu de). Nasab secara etimologi berarti al qorobah (kerabat), kerabat dinamakan nasab karena antara dua kata tersebut ada hubungan dan keterkaitan. Nasab berasal dari frasa "nisbatuhu ilaa abiihi nasaban" (nasabnya kepada ayahnya). Nasab mempunyai peran yang sangat penting, karena berkaitan denga hak waris, perwalian dan hal penting lainnya.

Dibawah ini ada beberapa pendapat para ulama tentang nasab.

  • Suatu sandaran yang kokoh untuk meletakkan suatu hubungan kekeluargaan berdasarkan kesatuan darah atau pertimbangan bahwa yang satu adalah bagian dari yang lain. (Wahbah al- Zuhaili).
  • "an yajma'a insan ma'a akhar fi abin au ummin qaraba dzalik am ba' uda" artinya seorang manusia berkumpul bersama yang lain dalam hubungan kebapaan atau keibuan, baik hubungan itu dekat maupun jauh. (Ibnu Athiyah).
  • "al-ittishal baina insanain bi al-isytirak fi wiladatin qariibatin au ba 'idatin" artinya hubungan keterikatan antara dua orang dengan persamaan dalam kelahiran, dekat maupun jauh. (Ibnu Aby Taghlib).

Pengertian Nasib

Nasib juga berasal dari bahasa Arab, (nashib) yang artinya bagian, jatah, ketentuan atau sering juga dipahami sebagai takdir. Takdir atau ketentuan yang baik maupun yang buruk. Takdir adalah sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang. Dalam ajaran Islam takdir dibagi menjadi 2, yaitu:

  • Takdir mubram, ketentuan Allah SWT yang tidak dapat diubah atau dibatalkan, contohnya: kematian, jenis kelamin, ras manusia dll.
  • Takdir mu’alaq, ketentuan Allah SWT yang digantungkan pada usaha manusia, artinya ketentuan Allah SWT yang dapat diubah oleh manusia, contohnya, jika ingin kaya, harus bekerja dengan giat, jika ingin jadi dokter, harus belajar dengan tekun, dll.

Dengan kata lain, Nasib dan takdir adalah dua ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT, tetapi, keduanya berbeda. Perbedaan antara nasib dan takdir adalah:

  • Jika takdir lebih kepada ukurannya, sedangkan nasib adalah hasilnya;
  • Takdir tidak terlihat, sedangkan nasib adalah hasil yang terlihat.
  • Nasib adalah hal-hal yang bisa diperjuangkan dan bisa diubah dengan usaha dan kerja keras manusia. Sehingga nasib seseorang tergantung cara pola pikir. Sementara takdir adalah segala hal yang diberikan kepada anda oleh yang Maha kuasa sejak lahir, dan tidak bisa diganggu gugat.

Dari penjelasan diatas maka hubungan antara nasab dengan nasib adalah jika nasib itu garis hidup sedang nasab adalah garis keturunan. Dalam teori jawa disebutkan, “Nasab ora bisa dipungkiri, dene nasib kenyataan sing kudu ditampa”.

Apakah keduanya sesuatu yang pasti dan tidak dapat diubah? Keduanya dapat diubah atau diperbaiki. Untuk memperbaiki nasab dengan cara membuat nasab yang baru, sedangkan untuk mengubah nasib dengan giat berusaha dan berikhtiar, sebab nasib seseorang sangat tergantung dengan usahanya, sebagaimana firman Allah SWT,

انَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya: Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah nasibnya sendiri. (QS Ar Ra’du: 11).

Sayyidina Ali RA, Sahabat Rosululloh pernah mengatakan: Seorang pemuda bukanlah ia yang mengatakan "inilah ayahku", tapi ia adalah yang berkata "inilah aku".

Dalam filosofi jawa, “ajining nalar ngungkuli dinar sak latar”. 

Memperbaiki NASAB DAN NASIB adalah ikhtiar manusia, ketentuan keberhasilannya ada pada qodlo dan qodar dari Allah SWT. (kgta)