Adat istiadat adalah sistem norma dan kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat, yang menjadi pedoman perilaku dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup berbagai aturan, tradisi, dan nilai yang memengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan bahkan hukum di suatu wilayah.
Tradisi adalah Kebiasaan/segala sesuatu yang di salurkan atau di wariskan dari
masa lalu ke masa kini atau sekarang atau sebuah bentuk perbuatan yang
dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama;
Adat istiadat selain berfungsi sebagai pedoman bagi individu
dalam berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan masalah, dan menjalankan
berbagai kegiatan sosial, budaya, dan ritual, adat istiadat juga memiliki fungsi penting
dalam menjaga keharmonisan sosial, melestarikan nilai budaya, dan mengatur
kehidupan masyarakat secara umum.
Setiap wilayah memiliki adat istiadat, tradisi dan budaya yang berbeda beda. Perbedaan tersebut menunjukkan khasanah budaya yang harus terjaga kelestariannya. "Perbedaan budaya seharusnya tidak memisahkan kita satu sama lain, melainkan keragaman budaya membawa kekuatan kolektif yang dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia." Kata Robert Alan (sejarawan Amerika).
Adat istiadat
dan tradisi Desa Logandu.
Desa Logandu
Kecamatan Karanggayam adalah sebuah desa dengan cluster pegunungan yang
terletak diperbatasan Kabupaten Kebumen dan Banjarnegara dengan mayoritas
penduduknya adalah petani dan peternak. Seperti halnya desa-desa dipegunungan,
Desa Logandu dikenal sebagai desa abangan karena masih kental dan masih
menjaga adat istiadat dan tradisi para leluhurnya.
Dibawah ini adalah beberapa adat istiadat dan tradisi yang masih terjaga kelestariannya:
1. KenduriKenduri adalah acara tasyakuran yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan
Yang Maha Esa (Allah SWT) agar diberikan keselamatan dan memohon agar
dikabulkan hajatnya.
Ritualnya adalah: mengundang tetangga, menyediakan uborampe/persayaratan
kenduri berupa makanan yang jenisnya telah ditentukan, mengikrarkan maksud dan
tujuan kenduri (kabulan) ditutup dengan doa dan diakhiri dengan membagikan
makanan kepada yang hadir.
Karena kenduri adalah media permohonan, maka setiap ada hajat/keperluan
diawali dengan kenduri.
Beberapa kenduri dan waktu pelaksanaannya.
a. Wedusan: dinamakan Wedusan karena kenduri dengan menyembelih kambing dimasing-masing RT yang dilaksanakan untuk menjemput musim hujan atau akan memulai menggarap sawah untuk tanam padi. Baca: Kenduri Wedusan. https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=wedusan
b.
Nututi tandur kenduri yang
dilaksanakan setelah selesai menanam padi.
c. Jabelan, kenduri yang
dilaksanakan ketika padi sudah menguning dan siap untuk dipanen. (Penjelasannya
pada edisi berikutnya).
d. Lubaran, kenduri yang
dilaksanakan setelah selesai panen padi yang diteruskan dengan acara/tradisi
baritan, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
penghormatan kepada hewan ternak (sapi) yang telah membantu proses menggarap
sawah. Baca: Tradisi dan budaya baritan. https://babehmardiadi.blogspot.com/2025/04/tradisi-dan-budaya-baritan.html
e. Kasaban, kenduri yang
dilaksanakan setelah panen padi sebagai ungkapan rasa syukur atas anugrah panen
padi.
f. Wetonan adalah kenduri hari
dan pasaran kelahiran seseorang (hari ulang tahun) yang dilaksanakan setahun
sekali di bulan Sura (Muharram)
g. Nylameti pekarangan, kenduri yang
dilaksanakan sebagai permohonan maaf kepada bumi yang ditempati dan rasa syukur
kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keselamatan dan
menjauhkan dari segala mara bahaya (bilahi) selama setahun yang telah dilewati.
h. Selamatan/sidhekah orang yang meninggal, yaitu selamatan yang dilaksanakan ketika ada orang yang meninggal, mulai dari nyaur tanah (sebelum prosesi pemakaman), 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, setahun (mendhak sepisan), 2 tahun (mendhak kapindho/meling), terakhir 1.000 hari. baca: Sidhekah. https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=selamatan+orang+meninggal+
i. Nyameti pedhet, kenduri yang dilaksanakan oleh para peternak ketika sapinya melahirkan. (mempunyai pedhet)
j. Ngapati, kenduri dan ritual yang dilaksanakan ketika istri/perempuan mengandung 4 bulan.
k. Mitoni/tingkeban/keba, adalah kenduri dan
ritual yang dilaksanakan ketika istri/perempuan mengandung 7 bulan. baca: Perlindungan anak dalam kontek budaya https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=tingkeban%2Fkeba.
l. Gebasan, adalah kenduri
dan ritual yang dilaksanakan setiap 4 bulan sekali yang didahului dengan bersih
makam. (baca: Bersih makam : Gebasan) https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=gebasan+
m. Sadranan/Syabanan, adalah kenduri
dan ritual yang dilaksanakan hari jumat terakhir di bulan Sya’ban (Ruwah) menjelang
datangnya bulan suci Ramadlan dan didahului dengan bersih makam.
(Penjelasannya pada edisi berikutnya).
n. Kenduri awal ramadlan,
kenduri yang dilaksanakan setiap awal atau memasuki bulan suci Ramadlan, selain
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah diberikan umur dan
kesempatan untuk beribadah puasa Ramadlan dan sholat Taraweh, juga permohonan
semoga diberikan kekuatan untuk beribadah selama bulan Ramadlan.
o. Kenduri maleman
atau likuran, yakni kenduri yang dilaksanakan pada malam tanggal 21
ramadlan/bulan pasa (dalam kalender aboge). Jika malam tanggal 21 ramadlan/pasa
bertepatan dengan malam Senin maka diganti pada tanggal-tanggal ganjil akhir
ramadlan. Kenduri dilaksanakan untuk permohonan kepada Allah SWT semoga di berikan
kesempatan untuk beribadah di malam Laelatul Qodar.
p. Kenduri akhir
bulan Ramadlan, kenduri yang dilaksanakan pada hari terakhir bulan
Ramadlan atau malam 1 syawal. Kenduri dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Allah SWT, karena telah diberikan kekuatan dan keselamatan dapat
menjalankan ibadah ramadlan sampai akhir (selesai).
q. Kenduri hari raya, yakni kenduri
yang dilaksanakan setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Kenduri yang
dilaksanakan bersama-sama di masjid musholla pada hari raya berdasarkan
kelender hijriyah dan dilaksanakan di balai desa hari raya berdasarkan kalender
aboge. Dan setelah acara kenduri dilaksanakan halal bihalal.
r. Kenduri membangun
rumah, kenduri dilaksanakan dimulai dari ketika akan menggali pondasi (sebelum
proses pembangunan dilaksanakan, ketika pasang rangka kayu, ketika mayu (pasang
genteng dan ketika pembangunan telah selesai.
s. Dan masih banyak lagi jenis
tradisi kenduri, seperti: puputan (pemberian nama bayi), ketika punya hajat,
Muludan (tanggal dan bulan kelahiran nabi berdasarkan kelender aboge) dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar