Senin, 28 April 2025

Mengenal adat istiadat dan budaya desa

Adat istiadat adalah sistem norma dan kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat, yang menjadi pedoman perilaku dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup berbagai aturan, tradisi, dan nilai yang memengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan bahkan hukum di suatu wilayah. 

Tradisi adalah Kebiasaan/segala sesuatu yang di salurkan atau di wariskan dari masa lalu ke masa kini atau sekarang atau sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama;

Adat istiadat selain berfungsi sebagai pedoman bagi individu dalam berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan masalah, dan menjalankan berbagai kegiatan sosial, budaya, dan ritual, adat istiadat juga memiliki fungsi penting dalam menjaga keharmonisan sosial, melestarikan nilai budaya, dan mengatur kehidupan masyarakat secara umum.

Setiap wilayah memiliki adat istiadat, tradisi dan budaya yang berbeda beda. Perbedaan tersebut menunjukkan khasanah budaya yang harus terjaga kelestariannya. "Perbedaan budaya seharusnya tidak memisahkan kita satu sama lain, melainkan keragaman budaya membawa kekuatan kolektif yang dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia."  Kata Robert Alan (sejarawan Amerika).

Adat istiadat dan tradisi Desa Logandu.

Desa Logandu Kecamatan Karanggayam adalah sebuah desa dengan cluster pegunungan yang terletak diperbatasan Kabupaten Kebumen dan Banjarnegara dengan mayoritas penduduknya adalah petani dan peternak. Seperti halnya desa-desa dipegunungan, Desa Logandu dikenal sebagai desa abangan karena masih kental dan masih menjaga adat istiadat dan tradisi para leluhurnya.

Dibawah ini adalah beberapa adat istiadat dan tradisi yang masih terjaga kelestariannya:

1. Kenduri

Kenduri adalah acara tasyakuran yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) agar diberikan keselamatan dan memohon agar dikabulkan hajatnya.

Ritualnya adalah: mengundang tetangga, menyediakan uborampe/persayaratan kenduri berupa makanan yang jenisnya telah ditentukan, mengikrarkan maksud dan tujuan kenduri (kabulan) ditutup dengan doa dan diakhiri dengan membagikan makanan kepada yang hadir.

Karena kenduri adalah media permohonan, maka setiap ada hajat/keperluan diawali dengan kenduri.

Beberapa kenduri dan waktu pelaksanaannya.

a.   Wedusan: dinamakan Wedusan karena kenduri dengan menyembelih kambing dimasing-masing RT yang dilaksanakan untuk menjemput musim hujan atau akan memulai menggarap sawah untuk tanam padi. Baca: Kenduri Wedusan.   https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=wedusan

b.      Nututi tandur kenduri yang dilaksanakan setelah selesai menanam padi.

c.    Jabelan, kenduri yang dilaksanakan ketika padi sudah menguning dan siap untuk dipanen. (Penjelasannya pada edisi berikutnya).

d.  Lubaran, kenduri yang dilaksanakan setelah selesai panen padi yang diteruskan dengan acara/tradisi baritan, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penghormatan kepada hewan ternak (sapi) yang telah membantu proses menggarap sawah. Baca: Tradisi dan budaya baritan.  https://babehmardiadi.blogspot.com/2025/04/tradisi-dan-budaya-baritan.html

e.    Kasaban, kenduri yang dilaksanakan setelah panen padi sebagai ungkapan rasa syukur atas anugrah panen padi.

f.  Wetonan adalah kenduri hari dan pasaran kelahiran seseorang (hari ulang tahun) yang dilaksanakan setahun sekali di bulan Sura (Muharram)

g.  Nylameti pekarangan, kenduri yang dilaksanakan sebagai permohonan maaf kepada bumi yang ditempati dan rasa syukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan keselamatan dan menjauhkan dari segala mara bahaya (bilahi) selama setahun yang telah dilewati.

h.   Selamatan/sidhekah orang yang meninggal, yaitu selamatan yang dilaksanakan ketika ada orang yang meninggal, mulai dari nyaur tanah (sebelum prosesi pemakaman), 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, setahun (mendhak sepisan), 2 tahun (mendhak kapindho/meling), terakhir 1.000 hari. baca: Sidhekah. https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=selamatan+orang+meninggal+

i.     Nyameti pedhet, kenduri yang dilaksanakan oleh para peternak ketika sapinya melahirkan. (mempunyai pedhet)

j.   Ngapati, kenduri dan ritual yang dilaksanakan ketika istri/perempuan mengandung 4 bulan.

k.   Mitoni/tingkeban/keba, adalah kenduri dan ritual yang dilaksanakan ketika istri/perempuan mengandung 7 bulan. baca: Perlindungan anak dalam kontek budaya   https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=tingkeban%2Fkeba.

l.      Gebasan, adalah kenduri dan ritual yang dilaksanakan setiap 4 bulan sekali yang didahului dengan bersih makam. (baca: Bersih makam : Gebasan)    https://babehmardiadi.blogspot.com/search?q=gebasan+

m. Sadranan/Syabanan, adalah kenduri dan ritual yang dilaksanakan hari jumat terakhir di bulan Sya’ban (Ruwah) menjelang datangnya bulan suci Ramadlan dan didahului dengan bersih makam. (Penjelasannya pada edisi berikutnya).

n.     Kenduri awal ramadlan, kenduri yang dilaksanakan setiap awal atau memasuki bulan suci Ramadlan, selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah diberikan umur dan kesempatan untuk beribadah puasa Ramadlan dan sholat Taraweh, juga permohonan semoga diberikan kekuatan untuk beribadah selama bulan Ramadlan.

o.  Kenduri maleman atau likuran, yakni kenduri yang dilaksanakan pada malam tanggal 21 ramadlan/bulan pasa (dalam kalender aboge). Jika malam tanggal 21 ramadlan/pasa bertepatan dengan malam Senin maka diganti pada tanggal-tanggal ganjil akhir ramadlan. Kenduri dilaksanakan untuk permohonan kepada Allah SWT semoga di berikan kesempatan untuk beribadah di malam Laelatul Qodar.

p. Kenduri akhir bulan Ramadlan, kenduri yang dilaksanakan pada hari terakhir bulan Ramadlan atau malam 1 syawal. Kenduri dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, karena telah diberikan kekuatan dan keselamatan dapat menjalankan ibadah ramadlan sampai akhir (selesai).

q.   Kenduri hari raya, yakni kenduri yang dilaksanakan setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Kenduri yang dilaksanakan bersama-sama di masjid musholla pada hari raya berdasarkan kelender hijriyah dan dilaksanakan di balai desa hari raya berdasarkan kalender aboge. Dan setelah acara kenduri dilaksanakan halal bihalal.

r.  Kenduri membangun rumah, kenduri dilaksanakan dimulai dari ketika akan menggali pondasi (sebelum proses pembangunan dilaksanakan, ketika pasang rangka kayu, ketika mayu (pasang genteng dan ketika pembangunan telah selesai.

s.   Dan masih banyak lagi jenis tradisi kenduri, seperti: puputan (pemberian nama bayi), ketika punya hajat, Muludan (tanggal dan bulan kelahiran nabi berdasarkan kelender aboge) dll.

Bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar