Anak adalah tunas, potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis, dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang diharapkan dapat menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di masa depan, maka perlu dilindungi dan dipenuhi hak-haknya, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Hari Senin, 28 Mei 2012 menjadi momen yang bersejarah bagi kita semua, khususnya warga Desa Logandu Kecamatan Karanggayam Kab. Kebumen. Mengapa??
Sebagai wujud kepedulian dan keseriusan Pemerintah Desa dalam upaya perlindungan anak terlebih lagi setelah dipromosikannya sebagai pilot projek Universitas Sosial Desa Layak Anak, di Desa Logandu telah ditetapkan Peraturan Desa tentang Perlindungan Anak.
Ditetapkannya Perdes Perlindungan Anak tidak lepas dari kerja keras KPAD, lembaga masyarakat dan semua komponen yang peduli terhadap pemenuhan hak anak yang telah melakukan berbagai tahapan sehingga Perdes tersebut bisa terwujud.
Beberapa tahapan yang dilakukan untuk menyusun Perdes Perlindungan anak adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan Analisa Situasi Hak Anak (ASHA) sebagai dasar penggalian gagasan;
2. Pembentukan Tim Pokja yang di ketuai oleh Mardiadi;
3. Asesment kepada masyarakat terkait dengan perlindungan anak dan pemenuhan hak dasarnya;
4. Workshop penyusunan draft rancangan Perdes PerlindunganAnak
5. Penyusunan dan Pembahasan oleh tim pokja;
6. Uji publik draft rancangan Perdes PerlindunganAnak;
7. Perbaikan pasca uji publik;
8. Pembahasan/sidang BPD;
9. Penetapan draft Perdes PerlindunganAnak.
Dengan ditetapkannya Perdes PerlindunganAnak ini diharapkan bisa menjadi payung hukum bagi masyarakat Desa Logandu pada umumnya dan KPADesa sebagai lembaga yang konsen terhadap pemenuhan hak anak pada khususnya.
Kita semua berharap mudah-mudahan Perdes Perlindungan Anak ini tidak sebatas produk hukum yang hanya berupa aturan dan tulisan tetapi yang terpenting implementasinya dimasyarakat.
Ketika
Belanda menjajah negara indonesia, ketika roda perekonomian porak poranda
karena polah para penjajahyang menguras habis penghasilan bumi negeri
tercinta,dan ketika kerusakan umat sudah merajalela,,,dimana-mana terjadi
peristiwa perampokan,pencurian dan kerusakan moral,merusak sendi-sendi
kehidupan. Kemunafikan, kemusrikan,khurafath dan bid’ah sudah merajalela. Tak
ketinggalan, desa Lirboyo, yang kala itu masih jauh dari keramian, kota
tertimpa juga. Bahkan Lbrboyo dijadikan sarang mereka. Disaat itulah tampil
seorang ulama yang wira’i, meredam praktek penyimpangan syariat agama islam
itu. Seorang yang kuat iman, lagi luas ilmu agamanya. Pantang menyerah dalam
berdakwah tetapi tetap santun dan tawadlu’ terhadap siapa saja. Dialah KH.
Abdul Karim yangh lebih dikenal dengan mbah Manab, pendiri pesantren pondok Lirboyo
Kodya Kediri Jawa Timur.
Desa Banar yang terletak di Kecamatan Martoyudan, Magelang Jawa
Tengah adalah saksi bisu ketokohan KH. Abdul Karim. Karena disinilah pada
sekitar tahun 1856 lalu telah lahir seorang bayi laki-laki dari pasangan
Abdurrohim dan Salamah yang diberi nama Manab. Putra ke-3 dari empat
bersaudara. Kedua kakaknya laki-laki bernama Aliman dan Mukmin. Sedang adiknya
p[erempuan bernama Armiah.
Untuk membiayai kehidupan keluarganya, Abdurrohim sehari-harinya
bekerja sebagai petani Gurem. Kendati demikian, semangatnya untuk mengentaskan
keluarganya dari belenggu ekonomi sangat kuat, untuk itu, selain sebagai petani
gurem dia juga mencoba usaha lain, yaitu berdagang kecil-kecilan dipasar
Muntilan yang jaraknya sekitar 10 km dari desanya. Kesibukanya sebagai petani
dan pedagang kecil tidak menyurutkan ketekunan beribadah. Pagi buta sebelum
fajar Abdurrohim sudah berangkat ke pasar memikul daganganya denang berjalan
kaki dan diterangi obor. Sore hari setelah pulang dari pasar, bukannya dia
istirahat, tetapi meraih cangkulnya untuk meneruskan pekerjaannya di sawah.
Kerja keras dan ketekunen Abdurrohim inilah yang kelak diwarisi Manab.
Namun sayang, sebelum Manab akil Baligh, ayahnya telah dipanggil
yang Kuasa, sehingga pekerjaan yang berat itu harus dikerjakan ibunya dan
dengan tekunnya pula Manab menbantunya. Beberapa tahun kemudian ibunya menikah
lagi walaupun sudah ada pengganti Ayahnya, namun hal itu tidak membuat Manab
melalaikan tugasnya. Bahkan Manab kecil sudah mempunyai pandangan yang jauh
kedepan. Dia ingin mengembara untuk menambah pengalaman dan pengetahuanya. Dia
ingin seperti para pengikut P. Diponegoro di daerah Magelang, seperti Kyai
Rafi’I, Kyai Hasan Bashori dan Kyai Mlangi. Dia tidak ingin hanya menjadi orang
biasa, walaupun dia menyadari bahwa dirinya hanya anak seorang petani kecil.
Dia ingin membangun nasab mulai dari dirinya, bukan dari nenek moyangnya.
Seakan-akan dia ingin berkata inilah aku, bukan inilah ayahku atau nenek
moyangku.
Panjangkan umurku agar bisa
beribadah kepada-Nya, mengabdi kepada-Nya, dan melayani-Nya. Jangan ambil
nyawaku karena aku nggak mau kalau entar diakhirat, hidup dalam kesengsaraan.
Itulah inti dari hidup ini. Untuk mencari bekal agar bisa mengarungi kerasnya
kehidupan diakhirat sana, karena, kitakan manusia yang beragama homo religius,
yang tau pasti bahwa hidup itu bukan hanya didunia,. Diakhirat kelakpun, kita
bakal terus untuk menikmati jerih payah usaha kita didunia.
Nah, dalam sudut pandang kecerdasan
spiritual, untuk memperkuat daya tahan hatimu, mengingat dosa adalah salah satu
jalan. Jalan panjang yang bisa bikin kamu membuka file kesadaran bahwa kamu
harus membina hubungan dengan Tuhan. Ketika seseorang ingat bahwa dirinya dijibuni
dosa-dosa, bakal terbuka hatinya untuk membersihkannya. Dalam bahasa lain,
muncul keinginan-keinginan untuk mengubah kekotoran hati dengan kebersihan
diri. Dari sinilah, akan muncul “Kata Kerja” dalam otaknyasehingga terus
berusaha untuk menggapai keridhann-Nya.
Sebetulnya, dosa itu terbagi menjadi
dua:
Pertama, dosa yang
diakibatkan pelanggaran-pelanggaran kamu terhadap Alloh. Itu dinamakan dengan
dosa kepada-Nya. Kalau kamu sudah berdosa kepada Alloh,bisa dibersihkan dengan
tobat, yakni sebuah proses meminta maaf secara sungguh-sungguh dengan cara
nggak akan mengulangi perbuatan itu. Dosa yang terkategori kepada posisi ini
misalnya, mengingkari ajaran-ajaran-Nya, mendurhakai titahNabi SAW dan menghalang-halangi menyebarnya
nilai-nilai kebaikan.
Kedua, dosa yang dilakukan kepada
sesama manusia dengan perbuatan-perbuatan yang bisa ngebikin mereka sakit hati.
Putus asa dan resah misalnya mencaci maki,menghina dan memukul orang lain tanpa
alasan yang masuk akal, apalagi kalau sampai mencuri,menipu,dan mengorupsi
barang orang-orang disekitarmu, hal itu merupakan perbuatan yang jahat dan dosa
banget gitu loh..!!!!
Untukmeningkatkan kecerdasan hati
kamu,mulailah bertanya pada diri sendiri. Apakah dosaku udah banyak atau bekum?
Lakukanlah hal itu setiap waktu sehingga muncul kesadaran diri kamu bahwa hidup
itu harus terus diisi oleh sesuatu hal yang baik,bermanfaat,dan bisa
berinteraksi secara harmonis dengan orang lain.
Kelemahan kita adalah acap kali
melihat kesalahan-kesalahan orang lain seperti sebesar gunung. Akan tetapi saat
melihat dosaatau kesalahan diri
sendiri, serasa hanya sebesar atom, kecil sampai nggak bisa dilihat.
Celakanya lagi,
kalau kita berbuat dosa, Tuhan diidentikan memiliki sifat kasih dan sayang,
bahkan maha pengampun. Namun ketika melihat dosa orang lain, Tuhan menjelma
menjadi maha keras siksaan-Nya. Padahal, sebagai mana kelemahan , kekurangan
dan kesalahan, kita mesti menjaga diri selamanya untuk nggak berbuat dosa.
Pertanyaannya adalah, mungkinkah
kalau manusia itu nggak pernah berbuat dosa? Ya…. Nggak mungkinlah. Coz, ada
istilah nobody perfect, akan tetapi, hal itu jangan dijadikan bentang
pertahanan oleh kamuuntuk manangkal perintah menyucikan diri dari Alloh SWT.
Kalau ketidaksempurnaan kamu dijadikan sebagai alasan justifikasiperbuatan-perbuatan dosa, apa bedanya dengan
orang orang yang nggak sadar. Ketika diperingatkan , mereka malah berkata bahwa
this
is my life style.
Nah, dengan itu mulailah merubah
perilaku dari yang buruk menuju yang terbaik. Jadi apa saja dosaku? Lantas
kalau begitu, apa saja dosamu? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang bisa menjadi
modal untuk mengembangkan sisi emosional dan spiritual kamu. Dengan mengelola
pertanyaan tersebut , kita bisa lebih aktif menyikapi hidup ini. Coz ,
lagi-lagi UNGU pernah menyahut , kita bisa lebih aktif menyikapi hidup ini. Coz
, lagi-lagi UNGU pernah menyanyikan lirik yang menggambarkan kerinduan
spiritual………
“ Aku takut akan semua dosa-dosaku. Aku takut akan dosa
yang terus membayangiku ”.
“ Sudahkah kita menghitung seberapa
besar dosa kita ??????“.