Sabtu, 03 Mei 2014

Kekeliruan Dalam Memandang Masa Muda

 Dewasa ini banyak para pemuda yang jatuh dalam pergaulan yang salah, senang dengan tindakan brutal dan kekerasan, ugal-ugalan, hura-hura dan bahkan kemaksiatan, seperti: minum minuman keras, pergaulan bebas dan sebagainya. Termasuk yang paling mengkhawatirkan adalah meninggalkan kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim yang telah baligh, seperti shalat dan puasa Ramadhan. Alasannya sangat sederhana, yakni memang begitulah seharusnya seorang pemuda itu, kalau tidak demikian namanya bukan anak muda.
Kita semuanya pasti menyadari, bahwa masing-masing kita mempunyai kesalahan dan pernah melakukan dosa, lupa serta khilaf. Hanya saja orang yang mendapatkan taufiq dan mau menyadari kekeliruannya pasti akan bersegera untuk bertaubat dan minta ampun kepada Alloh SWT, menyesali perbuatan itu dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi-nya, sebagaimana difirmankan Alloh SWT, yang artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” (QS: Ali ‘Imron: 135-136)
Betapa Maha Besarnya Alloh SWT, Seseorang telah melakukan tindak kekejian, menganiaya diri sendiri, kemudian mau bertaubat, menyesal, minta ampunan dan meninggalkan kemaksiatan itu lalu Alloh Subahanahu wa Ta’ala mengampuni dan memberikan untuknya kenikmatan abadi di Surga. Mengalir di bawahnya sungai-sungai, disediakan buah-buahan ranum tak kenal musim, keteduhan dan kedamaian, bidadari yang jelita dan memandang wajah Alloh Subahanahu wa Ta’ala Yang Agung lagi Mulia yang merupakan nikmat paling besar bagi penduduk Surga.

Dasar Kekeliruan
Berbagai tindakan menyimpang yang dilakukan para pemuda ternyata memiliki muara yang boleh dikatakan sama, yaitu kekeliruan dalam memahami dan menyikapi masa muda. Hampir sebagian besar pemuda memiliki persangkaan dan persepsi, bahwa masa muda adalah masa berkelana, hura-hura, bersenang-senang, main-main, berfoya-foya dan mengabiskan waktu untuk bersuka ria semaunya.
Untuk menimbang dan memandang dari sudut syar’i dikatakan belum waktunya  dan bukan trendnya. Padahal kenyataannya syari’at berbicara lain, yaitu masa muda adalah masa dimulainya seseorang untuk memikul suatu beban tanggung jawab sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits riwayat At-Tirmidzi, bahwa ada tiga golongan yang pena diangkat (tidak ditulis dosanya) yang salah satunya adalah seorang anak hingga ia dewasa (menjadi pemuda). Maka bagaimanakah seorang pemuda muslim yang ketika itu catatan keburukan sudah mulai ditulis malah justru memperbanyak keburukannya?
Yang sebenarnya adalah, masa muda merupakan masa dimulainya seseorang memulai menumpuk dan memperbanyak amal kebajikan, masa menghitung dan introspeksi diri, masa penuh semangat dan jiwa membara untuk membangun dan beramal sebanyak-banyaknya. Masa di mana segenap kemampuan dan tenaga dicurahkan serta masa yang penuh dengan kesempatan emas untuk melakukan berbagai ketaatan dan kebaikan.
Bentuk-Bentuk Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemuda, antara lain:
1.               Meremehkan Kewajiban
2.              Terlalu Menuruti Hawa Nafsu
3.              Menyia-Nyiakan Waktu/Umur
4.             Mabuk-Mabukan dan Mengkonsumsi Narkoba
5.              Merokok
6.             Kebiasaan Rahasia (Onani)
7.              Suka Meniru Trend Orang Kafir (Tasyabbuh)
8.             Hobi Mengumbar Lisan
9.             Durhaka Kepada Kedua Orang Tua
10.           Bangga dengan Perbuatan Dosa
11.            Tidak mensyukuri nikmat Allah dan menyia-nyiakannya.
12.           Mengganggu dan menyakiti orang lain, tidak menghormati yang tua.
13.           Memutuskan hubungan silatur rahim.
14.           Suka mengikuti program obrolan dengan lawan jenis via telepon.
15.           Menunda taubat dan panjang angan-angan.
16.           Terlalu banyak tertawa dan bercanda
17.           Bergaul dengan teman yang buruk perangai.
18.           Tidak perhatian dengan urusan-urusan kaum muslimin.
(Sumber Rujukan: “Min Akhtha’ Asy Syabab” Qism Al-Ilmi Darul Wathan Riyadh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar