Remaja merupakan penerus generasi bangsa,
tanpa remaja maka kesinambungan masa depan bangsa tidak ada. Remaja juga
tumpuan masa depan bangsa, jika para remaja atau para pemuda itu baik, berilmu dan
berakhlak, maka cerahlah masa depan
bangsa. Tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka suramlah masa depan bangsa
itu.
Kalau kita amati, sebagian remaja kita ternyata banyak yang kehilangan nilai
moralnya. Mereka makin jauh dari kendali agamanya dan makin jenuh terhadap ilmu
pengetahuan. Hal itu dapat kita lihat dalam kehidupan sebagian remaja kita
sehari-hari. Mereka banyak yang suka nongkrong-nongkrong di pinggir jalan, suka bergaul bebas tanpa batas, banyak yang
terlibat dalam minuman keras dan banyak yang terlibat dalam kriminalitas dan
kekerasan.
Kondisi yang demikian tentunya menjadi
keprihatinan kita bersama. Artinya pudar
dan merosotnya moral remaja sebetulnya
bukanlah mutlak kesalahan mereka, namun ada beberapa penyebabnya.
Setidaknya ada 5 hal yang menyebabkan
merosot bahkan rusaknya moral generasi muda saat ini, yaitu:
1. Pendidikan
agama sangatlah minim.
Hal
ini dapat kita lihat terutama mereka yang sekolah di sekolah umum. Jumlah jam
pelajaran dengan materi dan pengetahuan agama yang harus dimiliki tidaklah
seimbang, sangatlah jauh dengan jumlah jam pelajaran pengetahuan umum. Belum lagi
tuntutan untuk meraih kelulusan “hanya” diukur dengan kelulusan hasil UN
(meskipun secara aturan teori untuk
meraih kelulusan dikomulasikan dengan perilaku dan akhlak (budi pekerti) namun
praktiknya jarang sekolah yang berani tidak meluluskan siswanya yang lulus
nilai UN-nya lantaran budi pekertinya jelek.
Diluar
itu, mereka juga kurang mendapatkan pendidikan agama, baik dirumah maupun ditempat
pendidikan non formal, misalnya di musholla, masjid, madrasah diniyyah dan lainnya. Akibatnya pengetahuan
mereka tentang agama sangatlah kurang.
Padahal
agama Islam mengajarkan umatnya agar beramal dalam kehidupan dengan penuh
muatan moral. Seseorang yang mengetahui
secara luas ajaran Alloh SWT dan menjalankan ajaran-ajaran-Nya, maka kelak ia
akan menjadi manusia yang berakhlak yang jauh dari tindakan kemungkarandan
kemaksiatan.
2. Tidak
adanya (lemahnya) keteladanan orangtua;
Ada
anak yang menjadi “muak” terhadap pendidikan agama dan enggan menjalankan
ajarannya, karena melihat orangtuanya
sendiri sebagai muslim tidak peduli dengan agama dan tidak menjalankannya. Ada juga
yang tidak suka “benci” dengan pelajaran agama, lantaran gurunya sendiri antara
yang diajarkan dengan perilakunya tidak sesuai. Bagaimana seorang anak dapat
menjalankann agama dengan baik jika orangtua dan gurunya tidak memberikan tauladan
agama yang baik. Ingat keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah
dengan mmemberikan keteladanan kepada para
sahabatnya dan kaum muslimin pada umumnya.
“Sesungguhnya telah ada pada diri
Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagimu,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan)hari kiamat
dan dia banyak menyebut Alloh”. (QS. Al Ahzab: 21).
3. Kurangnya
kontroling orangtua;
Banyaknya
kesibukan orangtua menjadi alasan dan penyebab lemahnya control orangtua
terhadap anaknya. Atau karena memang kurangnya kepedulian orangtua terhadap
anaknya. Meskipun anak sudah dididik dengan ilmu agama tetapi tidak kemudian
orangtua lepas control. Ingat jiwa anak (remaja) adalah jiwa yang tengah
mengalami masa pubertas, sedang proses pencarian jati diri, ingin serba menonjol dan lain-lain yang
terkadang dorongan emosinya lebih kuat daripada pertimbangan akalnya. Pendampingan
dan control orangtua sangat dibutuhkan dan merupakan kewajiban.
Firman
Alloh, “Hai orang-orang yang beriman, Jagalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka…. (QS. At Tahrim: 6)
4. Adanya
pengaruh lingkungan;
Banyak
terjadi, seorang remaja yang mendapatkan pendidikan secara matang, tetapi hidup
ditengah-tengah lingkungan yang tidak
baik dan bergaul dengan teman yang buruk akhlaknya, lama-kelamaan akhirnya
terpengaruh juga. Ternyata pengaruh lingkungan dan pergaulan sangatlah cepat melebihi ganasnya
penularan penyakit. Untuk itu arahkan dan bimbing anak-anak kita, remaja kita dalam
lingkungan dan pergaulan yang baik.
Nabi
SAW bersabda: “(Perhatikan) tetangga
sebelum memilih rumah, dan (pilihlah) teman sebelum berjalan”. (HR. Khatib).
5. Membanjirnya
pengaruh budaya negatif dari barat;
Kemajuan ilmu
pengetahuan semakin maju dan berkembang dengan pesat. Derasnya arus tekhnologi dan
komunikasi tidak bisa dibendung lagi. Keduanya akan membawa dampak positif dan negative.
Peran orangtua adalah membentengi anak-anak dan remaja dengan ilmu agama yang
kuat agar pengarus negative yang masuk melalui berbagai media dapat dibendung.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
pertama, cerahnya masa depan bangsa terletak ditangan para remaja atau pemuda. Kedua,
satu-satunya jalan untuk membentengi dan mengatasi remaja dari kehancuran moral
adalah agama.
Pesan Nabi SAW, “Didiklah anak-anakmu dalam 3 perkara: mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca (serta
mempelajarri) Al Qur’an. Maka sesungguhnya (mengamalkan) Al Qur’an akan berada dalam ruangan (Lindungan) Alloh, pada hari
dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan dari_Nya bersama para nnabi
dan orang-orrang yang bersih”. (HR. Dailamiy).
Wallohu a’lam.
Bagi anda yang hobby bermain judi online seperti :
BalasHapusBandar Ceme, Ceme Keliling, Capsa Susun, Domino, Bandar Poker dan omaha poker
Mari segera bergabung bersama kami di s1288poker
Kami agen penyediaan jasa judi online terbaik dan terpercaya.
(WA : 081910053031)