Senin, 03 November 2014

Kerusakan Moral Remaja



Remaja merupakan penerus generasi bangsa, tanpa remaja maka kesinambungan masa depan bangsa tidak ada. Remaja juga tumpuan masa depan bangsa, jika para remaja atau para pemuda itu baik, berilmu dan berakhlak,  maka cerahlah masa depan bangsa. Tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka suramlah masa depan bangsa itu.
Kalau kita amati, sebagian remaja kita  ternyata banyak yang kehilangan nilai moralnya. Mereka makin jauh dari kendali agamanya dan makin jenuh terhadap ilmu pengetahuan. Hal itu dapat kita lihat dalam kehidupan sebagian remaja kita sehari-hari. Mereka banyak yang suka nongkrong-nongkrong di pinggir jalan,  suka bergaul bebas tanpa batas, banyak yang terlibat dalam minuman keras dan banyak yang terlibat dalam kriminalitas dan kekerasan.
Kondisi yang demikian tentunya menjadi keprihatinan kita bersama. Artinya pudar  dan merosotnya moral remaja  sebetulnya bukanlah mutlak kesalahan mereka, namun ada beberapa penyebabnya.
Setidaknya ada 5 hal yang menyebabkan merosot bahkan rusaknya moral generasi muda saat ini, yaitu:
1.       Pendidikan agama sangatlah minim.
Hal ini dapat kita lihat terutama mereka yang sekolah di sekolah umum. Jumlah jam pelajaran dengan materi dan pengetahuan agama yang harus dimiliki tidaklah seimbang, sangatlah jauh dengan jumlah jam pelajaran pengetahuan umum. Belum lagi tuntutan untuk meraih kelulusan “hanya” diukur dengan kelulusan hasil UN (meskipun secara  aturan teori untuk meraih kelulusan dikomulasikan dengan perilaku dan akhlak (budi pekerti) namun praktiknya jarang sekolah yang berani tidak meluluskan siswanya yang lulus nilai UN-nya lantaran budi pekertinya jelek.
Diluar itu, mereka juga kurang mendapatkan pendidikan agama, baik dirumah maupun ditempat pendidikan non formal, misalnya di musholla, masjid,  madrasah diniyyah dan lainnya. Akibatnya pengetahuan mereka tentang agama sangatlah kurang.
Padahal agama Islam mengajarkan umatnya agar beramal dalam kehidupan dengan penuh muatan moral.  Seseorang yang mengetahui secara luas ajaran Alloh SWT dan menjalankan ajaran-ajaran-Nya, maka kelak ia akan menjadi manusia  yang berakhlak  yang jauh dari tindakan kemungkarandan kemaksiatan.

2.       Tidak adanya (lemahnya)  keteladanan orangtua;
Ada anak yang menjadi “muak” terhadap pendidikan agama dan enggan menjalankan ajarannya, karena  melihat orangtuanya sendiri sebagai muslim tidak peduli dengan agama dan tidak menjalankannya. Ada juga yang tidak suka “benci” dengan pelajaran agama, lantaran gurunya sendiri antara yang diajarkan dengan perilakunya tidak sesuai. Bagaimana seorang anak dapat menjalankann agama dengan baik jika orangtua dan gurunya tidak memberikan tauladan agama yang baik. Ingat keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah dengan mmemberikan keteladanan kepada para  sahabatnya dan kaum muslimin pada umumnya.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagimu,  (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh”. (QS. Al Ahzab: 21).

3.      Kurangnya kontroling orangtua;
Banyaknya kesibukan orangtua menjadi alasan dan penyebab lemahnya control orangtua terhadap anaknya. Atau karena memang kurangnya kepedulian orangtua terhadap anaknya. Meskipun anak sudah dididik dengan ilmu agama tetapi tidak kemudian orangtua lepas control. Ingat jiwa anak (remaja) adalah jiwa yang tengah mengalami masa pubertas, sedang proses pencarian jati  diri, ingin serba menonjol dan lain-lain yang terkadang dorongan emosinya lebih kuat daripada pertimbangan akalnya. Pendampingan dan control orangtua sangat dibutuhkan dan merupakan kewajiban.
Firman Alloh, “Hai orang-orang yang beriman, Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…. (QS. At Tahrim: 6)

4.      Adanya pengaruh lingkungan;
Banyak terjadi, seorang remaja yang mendapatkan pendidikan secara matang, tetapi hidup ditengah-tengah lingkungan  yang tidak baik dan bergaul dengan teman yang buruk akhlaknya, lama-kelamaan akhirnya terpengaruh juga. Ternyata pengaruh lingkungan dan  pergaulan sangatlah cepat melebihi ganasnya penularan penyakit. Untuk itu arahkan dan bimbing anak-anak kita, remaja kita dalam lingkungan dan pergaulan yang baik.
Nabi SAW bersabda: “(Perhatikan) tetangga sebelum memilih rumah, dan (pilihlah) teman sebelum berjalan”. (HR. Khatib).

5.      Membanjirnya pengaruh budaya  negatif dari barat;
Kemajuan ilmu pengetahuan semakin maju dan berkembang dengan pesat. Derasnya arus tekhnologi dan komunikasi tidak bisa dibendung lagi. Keduanya akan membawa dampak positif dan negative. Peran orangtua adalah membentengi anak-anak dan remaja dengan ilmu agama yang kuat agar pengarus negative yang masuk melalui berbagai media dapat dibendung.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: pertama, cerahnya masa depan bangsa terletak ditangan para remaja atau pemuda. Kedua, satu-satunya jalan untuk membentengi dan mengatasi remaja dari kehancuran moral adalah agama.
Pesan Nabi SAW, “Didiklah anak-anakmu dalam 3 perkara: mencintai nabimu, mencintai  ahli baitnya, dan membaca (serta mempelajarri) Al Qur’an. Maka sesungguhnya (mengamalkan) Al Qur’an akan berada  dalam ruangan (Lindungan) Alloh, pada hari dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan dari_Nya bersama para nnabi dan orang-orrang yang bersih”. (HR. Dailamiy).
Wallohu a’lam.

1 komentar:

  1. Bagi anda yang hobby bermain judi online seperti :
    Bandar Ceme, Ceme Keliling, Capsa Susun, Domino, Bandar Poker dan omaha poker
    Mari segera bergabung bersama kami di s1288poker
    Kami agen penyediaan jasa judi online terbaik dan terpercaya.
    (WA : 081910053031)

    BalasHapus