Mitos:
Cemburu maupun kekerasan dari pacar adalah bentuk perhatian dia pada kita. Bisa
juga diartikan sebagai tanda bahwa dia sangat mencintai kita.
Fakta: Itu bukan bukti cinta,
tetapi upaya mengontrol kita agar patuh, tunduk, dan selalu menuruti kemauan
pacar.
Mitos: Korban kekerasan juga punya
andil memancing pelaku. Jadi, korban sendirilah yang menyebabkan kekerasan itu.
Fakta: Pelaku akan tetap melakukan
kekerasan meski korban tidak melakukan apa pun. Dengan menyalahkan korban, si
pelaku berupaya membela diri dan melemparkan kesalahannya.
Mitos: Kalau si dia sudah minta
maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, maka korban sudah ‘aman’ dan
boleh percaya dia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Fakta: Kekerasan umumnya terjadi
seperti siklus atau lingkaran yang akan kembali pada pola lamanya. Sesudah
melakukan kekerasan, pelaku sering meminta maaf dan berjanji tak akan
mengulanginya lagi. Kita harus waspada karena janji-janji itu sulit dipercaya.
Mitos: Setelah melakukan kekerasan
pada kita, si dia akan semakin mesra.
Fakta: Ini salah satu pandangan
menyesatkan. Kalau dipikir-pikir, bakal lebih banyak kekerasan yang dialami
dibandingkan mesranya.
Mitos: Kalau pacar sudah janji mau
bertanggung jawab sebelum melakukan hubungan seksual, maka kita akan baik-baik
saja, dan dia pasti akan menepati janjinya.
Fakta: Hati-hati dengan janji
manis atau rayuan ‘maut’ yang dilontarkan laki-laki saat memaksa berhubungan
seksual. Sudah banyak kasus perempuan ditinggal pasangannya setelah ia dinodai
bahkan sampai hamil di luar nikah. Menikah dan menjadi ayah adalah tanggung
jawab yang sangat besar. Bagi cewek, jika hamil diluar nikah, secara hukum
posisinya akan sulit sekali. Apalagi tidak semua cowok mau mengorbankan masa
depannya, bahkan untuk hal-hal yang sangat penting seperti ini. Bisa jadi dia
akan membujuk ceweknya untuk mengugurkan kandungan. Sedangkan untuk menikah,
pernikahan karena terpaksa walaupun saling mencintai biasanya lebih sulit
dijalani dan lebih banyak masalah yang muncul karena tidak ada kesiapan
perencanaan matang sebelumnya.
Mitos: Pacar berhak melakukan apa
saja karena kita sudah menjadi miliknya.
Fakta: Tak seorang pun berhak atas
diri kita selain kita sendiri. Pacar dan suami pun tidak berhak
memperlakukan kita seenaknya.
Mitos
: HUS (hubungan seksual) adalah tanda Cinta
Fakta
: Cinta adalah soal perasaan sedangkan seks adalah masalah biologis.
Pengakuan banyak orang, mereka bisa melakukan HUS tanpa ada rasa cinta. Kalau
memang cinta, tunjukkan tanpa harus mempertaruhkan masa depan berdua.
Mitos
: Nggak jantan kalau nggak pernah mencoba HUS
Fakta
: Mengukur kejantanan tidak harus lewat kemampuan ber-HUS. Sebenarnya
kejantanan itu ditentukan oleh keberanian berpikir dan mengambil keputusan yang
tepat untuk diri sendiri, nggak hanya ikut-ikutan omongan orang. Masih banyak
hal-hal lain yang bisa membuktikan kejantanan, missal dengan berprestasi di
sekolah, atau lewat bidang-bidang lain yang disenangi seperti seni, olah raga,
kerajinan, dll.
Mitos
: Kalau menolak HUS saya takut dibilang nggak sayang
Fakta
: Kalau kamu berpikir bahwa satu-satunya cara menunjukkan sayang adalah
dengan HUS, itu salah besar. Kalau pacarmu meminta untuk HUS dengan alasan “itu
tanda sayang”, sepertinya pacarmu malah yang nggak sayang sama kamu. Kalau
benar sayang, dia nggak bakalan melakukan itu. Rasa sayang diwujudkan dengan
kita saling menghargai dan juga melindungi dari kemungkinan yang tidak baik,
seperti HUS yang belum waktunya.
Mitos
: Kalau nggak mau HUS dia akan meninggalkan saya
Fakta
: Kalau memang demikian, kamu perlu tanya apakah dia betul-betul
mencintai. Kalau saling cinta tentu saling menghormati keinginan dan harapan
masing-masing. Hubungan yang hanya berdasarkan seks biasanya nggak akan
berlangsung lama. Tumbuhkan rasa cinta dengan kepribadianmu, bukan dengan tubuhmu.
Mitos
: HUS pada waktu bukan masa subur aman
Fakta
: Untuk menghitung masa subur, khususnya remaja, sangat sulit karena
siklus menstruasi remaja biasanya tidak teratur, sehingga butuh waktu lama
untuk menghitungnya. Lagipula, di dalam rahim, sel sperma bisa menunggu selama
72 jam (3 hari) untuk membuahi sel telur. Jadi ber-HUS 3 hari sebelum atau
sesudah masa subur pun masih beresiko kehamilan. Kapan persisnya masa subur
itu, ini yang sulit dipastikan dan membuat resiko hamil terjadi.
Mitos
: HUS saat menstruasi nggak bakal hamil
Fakta
: Kemungkinan tetap ada kalau cewek itu siklus haidnya pendek dan HUS
dilakukan pada akhir masa mens yang dekat dengan masa subur. Dan yang nggak
boleh dilupakan, pada saat menstruasi rahim sedang mengalami kontraksi untuk
meluruhkan dinding rahim, yang berakibat rasa kram di sekitar perut,
pegal-pegal dan kadang mual. Vagina adalah bagian tubuh yg memiliki rongga yg
rentan sekali terkena infeksi. Ketika menstruasi, selaput lendir yg diproduksi
mulut rahim yg berfungsi antara lain untuk membentengi kuman-kuman yg masuk
menjadi berkurang, dan bakteri/virus dari luar mudah masuk. Dan rongga yg
terbuka memungkinkan udara masuk ke dalam tubuh. Resikonya tidak saja bisa
hamil, tetapi mengakibatkan emboli (udara terperangkap dalam pembuluh darah),
yg bisa menyebabkan kematian. Bila udara ini masuk ke otak, maka dalam sejenak
otak akan berhenti berfungsi.
Mitos
: Kalau Cuma HUS sekali ga mungkin hamil.
Fakta
: Siapa bilang? Tidak ada jaminan melakukan HUS sekali saja tidak akan
hamil. Meskipun hanya sekali, kemungkinan hamil sangat terbuka lebar setiap
kali anda ber-HUS. INGAT : untuk membuahi sel telur hanya butuh satu sel sperma
saja.
Pembuahan sel telur oleh sperma yang menjadi awal
kehamilan tidak ada hubungannya dengan berapa kali melakukan HUS. Sekali saja
melakukan HUS, kalau itu pas di masa subur, kemungkinan sangat besar akan
terjadi kehamilan.
Katakan bahwa yg bisa menjamin anda tidak akan hamil
hanya kalau anda berdua tidak melakukan HUS sama sekali.
Mitos
: Saya tahu bagaimana caranya supaya ga hamil. “Kalau nggak sampai
dimasukkan nggak mungkin bisa hamil”; “Melakukan sambil berdiri…nggak sampai
orgasme…ejakulasi di luar…habis HUS langsung mandi…minum sprite
banyak-banyak…langsung loncat-loncat supaya spermanya keluar…dsb”
Fakta
: Semua itu tidak benar sama sekali dan masih sangat besar kemungkinan
terjadinya kehamilan. Petting (menempelkan alat kelamin), persetubuhan terputus
(coitus interuptus), ejakulasi di luar, tidak menjamin tidak akan hamil. Ketika
pria terangsang, dia akan mengeluarkan cairan Cowper yang berfungsi sebagai
pelumas ketika melakukan HUS. Nah, dalam cairan ini kadang terselip juga
sperma. Jika cairan ini sampai masuk ke liang vagina (meskipun belum
ejakulasi), sperma bisa masuk ke dalam rahim dan resiko hamil bisa terjadi.
Hati-
hati Jurus maut pembual
ulung
KNPI _
K : Kissing
N : Necking
P : Petting
I : Intercourse