Kamis, 31 Mei 2012

Perdes Perlindungan Anak





Anak adalah tunas, potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis, dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang diharapkan dapat menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di masa depan, maka perlu dilindungi dan dipenuhi hak-haknya, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Hari Senin, 28 Mei 2012 menjadi momen yang bersejarah bagi kita semua, khususnya warga Desa Logandu Kecamatan Karanggayam Kab. Kebumen. Mengapa??
Sebagai wujud kepedulian dan keseriusan Pemerintah Desa dalam upaya perlindungan anak terlebih lagi setelah dipromosikannya sebagai pilot projek Universitas Sosial Desa Layak Anak, di Desa Logandu telah ditetapkan Peraturan Desa tentang Perlindungan Anak.
Ditetapkannya Perdes Perlindungan Anak tidak lepas dari kerja keras KPAD, lembaga masyarakat dan semua komponen yang peduli terhadap pemenuhan hak anak yang telah melakukan berbagai tahapan sehingga Perdes tersebut bisa terwujud.
Beberapa tahapan yang dilakukan untuk menyusun Perdes Perlindungan anak adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan Analisa Situasi Hak Anak (ASHA) sebagai dasar penggalian gagasan;
2. Pembentukan Tim Pokja yang di ketuai oleh Mardiadi;
3. Asesment kepada masyarakat terkait dengan perlindungan anak dan pemenuhan hak dasarnya;
4. Workshop penyusunan draft rancangan Perdes PerlindunganAnak
5. Penyusunan dan Pembahasan oleh tim pokja;
6. Uji publik draft rancangan Perdes PerlindunganAnak;
7. Perbaikan pasca uji publik;
8. Pembahasan/sidang BPD;
9. Penetapan draft Perdes PerlindunganAnak.
    Dengan ditetapkannya Perdes PerlindunganAnak ini diharapkan bisa menjadi payung hukum bagi masyarakat Desa Logandu pada umumnya dan KPADesa sebagai lembaga yang konsen terhadap pemenuhan hak anak pada khususnya.
Kita semua berharap mudah-mudahan Perdes Perlindungan Anak ini tidak sebatas produk hukum yang hanya berupa aturan dan tulisan tetapi yang terpenting implementasinya dimasyarakat.




Selasa, 01 Mei 2012

KH. Abdul Karim


KH. ABDUL KARIM
Tak Nasab Ilmu pun Jadi
Ketika Belanda menjajah negara indonesia, ketika roda perekonomian porak poranda karena polah para penjajahyang menguras habis penghasilan bumi negeri tercinta,dan ketika kerusakan umat sudah merajalela,,,dimana-mana terjadi peristiwa perampokan,pencurian dan kerusakan moral,merusak sendi-sendi kehidupan. Kemunafikan, kemusrikan,khurafath dan bid’ah sudah merajalela. Tak ketinggalan, desa Lirboyo, yang kala itu masih jauh dari keramian, kota tertimpa juga. Bahkan Lbrboyo dijadikan sarang mereka. Disaat itulah tampil seorang ulama yang wira’i, meredam praktek penyimpangan syariat agama islam itu. Seorang yang kuat iman, lagi luas ilmu agamanya. Pantang menyerah dalam berdakwah tetapi tetap santun dan tawadlu’ terhadap siapa saja. Dialah KH. Abdul Karim yangh lebih dikenal dengan mbah Manab, pendiri pesantren pondok Lirboyo Kodya Kediri Jawa Timur.
Desa Banar yang terletak di Kecamatan Martoyudan, Magelang Jawa Tengah adalah saksi bisu ketokohan KH. Abdul Karim. Karena disinilah pada sekitar tahun 1856 lalu telah lahir seorang bayi laki-laki dari pasangan Abdurrohim dan Salamah yang diberi nama Manab. Putra ke-3 dari empat bersaudara. Kedua kakaknya laki-laki bernama Aliman dan Mukmin. Sedang adiknya p[erempuan bernama Armiah.
Untuk membiayai kehidupan keluarganya, Abdurrohim sehari-harinya bekerja sebagai petani Gurem. Kendati demikian, semangatnya untuk mengentaskan keluarganya dari belenggu ekonomi sangat kuat, untuk itu, selain sebagai petani gurem dia juga mencoba usaha lain, yaitu berdagang kecil-kecilan dipasar Muntilan yang jaraknya sekitar 10 km dari desanya. Kesibukanya sebagai petani dan pedagang kecil tidak menyurutkan ketekunan beribadah. Pagi buta sebelum fajar Abdurrohim sudah berangkat ke pasar memikul daganganya denang berjalan kaki dan diterangi obor. Sore hari setelah pulang dari pasar, bukannya dia istirahat, tetapi meraih cangkulnya untuk meneruskan pekerjaannya di sawah. Kerja keras dan ketekunen Abdurrohim inilah yang kelak diwarisi Manab.
Namun sayang, sebelum Manab akil Baligh, ayahnya telah dipanggil yang Kuasa, sehingga pekerjaan yang berat itu harus dikerjakan ibunya dan dengan tekunnya pula Manab menbantunya. Beberapa tahun kemudian ibunya menikah lagi walaupun sudah ada pengganti Ayahnya, namun hal itu tidak membuat Manab melalaikan tugasnya. Bahkan Manab kecil sudah mempunyai pandangan yang jauh kedepan. Dia ingin mengembara untuk menambah pengalaman dan pengetahuanya. Dia ingin seperti para pengikut P. Diponegoro di daerah Magelang, seperti Kyai Rafi’I, Kyai Hasan Bashori dan Kyai Mlangi. Dia tidak ingin hanya menjadi orang biasa, walaupun dia menyadari bahwa dirinya hanya anak seorang petani kecil. Dia ingin membangun nasab mulai dari dirinya, bukan dari nenek moyangnya. Seakan-akan dia ingin berkata inilah aku, bukan inilah ayahku atau nenek moyangku.

Dosaku????


Apa saja dosaku???
Aku takut akan semua dosa-dosaku,,,,,,
Aku takut dosa yang terus mambayangiku,,,,,,,
            Panjangkan umurku agar bisa beribadah kepada-Nya, mengabdi kepada-Nya, dan melayani-Nya. Jangan ambil nyawaku karena aku nggak mau kalau entar diakhirat, hidup dalam kesengsaraan. Itulah inti dari hidup ini. Untuk mencari bekal agar bisa mengarungi kerasnya kehidupan diakhirat sana, karena, kitakan manusia yang beragama homo religius, yang tau pasti bahwa hidup itu bukan hanya didunia,. Diakhirat kelakpun, kita bakal terus untuk menikmati jerih payah usaha kita didunia.
            Nah, dalam sudut pandang kecerdasan spiritual, untuk memperkuat daya tahan hatimu, mengingat dosa adalah salah satu jalan. Jalan panjang yang bisa bikin kamu membuka file kesadaran bahwa kamu harus membina hubungan dengan Tuhan. Ketika seseorang ingat bahwa dirinya dijibuni dosa-dosa, bakal terbuka hatinya untuk membersihkannya. Dalam bahasa lain, muncul keinginan-keinginan untuk mengubah kekotoran hati dengan kebersihan diri. Dari sinilah, akan muncul “Kata Kerja” dalam otaknyasehingga terus berusaha untuk menggapai keridhann-Nya.
            Sebetulnya, dosa itu terbagi menjadi dua:
Pertama, dosa yang diakibatkan pelanggaran-pelanggaran kamu terhadap Alloh. Itu dinamakan dengan dosa kepada-Nya. Kalau kamu sudah berdosa kepada Alloh,bisa dibersihkan dengan tobat, yakni sebuah proses meminta maaf secara sungguh-sungguh dengan cara nggak akan mengulangi perbuatan itu. Dosa yang terkategori kepada posisi ini misalnya, mengingkari ajaran-ajaran-Nya, mendurhakai titah  Nabi SAW dan menghalang-halangi menyebarnya nilai-nilai kebaikan.
            Kedua, dosa yang dilakukan kepada sesama manusia dengan perbuatan-perbuatan yang bisa ngebikin mereka sakit hati. Putus asa dan resah misalnya mencaci maki,menghina dan memukul orang lain tanpa alasan yang masuk akal, apalagi kalau sampai mencuri,menipu,dan mengorupsi barang orang-orang disekitarmu, hal itu merupakan perbuatan yang jahat dan dosa banget gitu loh..!!!!
            Untukmeningkatkan kecerdasan hati kamu,mulailah bertanya pada diri sendiri. Apakah dosaku udah banyak atau bekum? Lakukanlah hal itu setiap waktu sehingga muncul kesadaran diri kamu bahwa hidup itu harus terus diisi oleh sesuatu hal yang baik,bermanfaat,dan bisa berinteraksi secara harmonis dengan orang lain.
            Kelemahan kita adalah acap kali melihat kesalahan-kesalahan orang lain seperti sebesar gunung. Akan tetapi saat melihat dosa  atau kesalahan diri sendiri, serasa hanya sebesar atom, kecil sampai nggak bisa dilihat.
Celakanya lagi, kalau kita berbuat dosa, Tuhan diidentikan memiliki sifat kasih dan sayang, bahkan maha pengampun. Namun ketika melihat dosa orang lain, Tuhan menjelma menjadi maha keras siksaan-Nya. Padahal, sebagai mana kelemahan , kekurangan dan kesalahan, kita mesti menjaga diri selamanya untuk nggak berbuat dosa.
            Pertanyaannya adalah, mungkinkah kalau manusia itu nggak pernah berbuat dosa? Ya…. Nggak mungkinlah. Coz, ada istilah nobody perfect, akan tetapi, hal itu jangan dijadikan bentang pertahanan oleh kamuuntuk manangkal perintah menyucikan diri dari Alloh SWT. Kalau ketidaksempurnaan kamu dijadikan sebagai alasan justifikasi  perbuatan-perbuatan dosa, apa bedanya dengan orang orang yang nggak sadar. Ketika diperingatkan , mereka malah berkata bahwa this is my life style.
            Nah, dengan itu mulailah merubah perilaku dari yang buruk menuju yang terbaik. Jadi apa saja dosaku? Lantas kalau begitu, apa saja dosamu? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang bisa menjadi modal untuk mengembangkan sisi emosional dan spiritual kamu. Dengan mengelola pertanyaan tersebut , kita bisa lebih aktif menyikapi hidup ini. Coz , lagi-lagi UNGU pernah menyahut , kita bisa lebih aktif menyikapi hidup ini. Coz , lagi-lagi UNGU pernah menyanyikan lirik yang menggambarkan kerinduan spiritual………
            “ Aku takut  akan semua dosa-dosaku. Aku takut akan dosa yang terus membayangiku ”.
            “ Sudahkah kita menghitung seberapa besar dosa kita ??????“.